Sumsel Tekan Stunting Tertinggi Indonesia Ribuan Bidan Terus Diedukasi

Libatkan swasta untuk tekan angka stunting

Palembang, IDN Times - Sekitar 1.000 bidan di Sumatra Selatan mendapat edukasi terkait penanganan stunting lebih masif. Langkah ini dilakukan untuk upaya menurunkan angka stunting yang masih terjadi di Bumi Sriwijaya.

Diketahui Sumsel berhasil menurunkan angka stunting tertinggi di Indonesia dari 24,8 persen pada 2021 menjadi 18,6 persen pada 2022 atau 6,2 persen. Langkah positif penanganan stunting ini diharapkan dapat terus berlanjut sampai menyentuh 14 persen sesuai target nasional.

"Edukasi melibatkan 1.000 bidan penting dilakukan sebagai salah satu garda terdepan di negara ini untuk membantu dalam pelayanan para bumil dan anak, khususnya di desa-desa," kata Gubernur Sumsel Herman Deru, Rabu (28/6/2023).

1. Penanganan stunting dilakukan secara kolaboratif

Sumsel Tekan Stunting Tertinggi Indonesia Ribuan Bidan Terus Diedukasi1.000 bidan mendapatkan edukasi tentang penanganan stunting (Dok: istimewa)

Deru menjelaskan, untuk merealisasikan penurunan angka stunting itu, pihaknya berupaya secara masif dan komprehensif melakukan beragam pendekatan. Salah satunya dengan program bapak asuh anak stunting, timbang bayi serentak, serta fokus kepada edukasi calon ibu dan ibu muda.

"Stunting kita terbaik se-nasional, dan ini harus kita pertahankan sebagai sebuah prestasi yang didapatkan dengan cara kolaborasi," jelas Deru.

2. Daerah dengan tingkat kemiskinan miliki tingkat stunting tinggi

Sumsel Tekan Stunting Tertinggi Indonesia Ribuan Bidan Terus DiedukasiKepala BKKBN RI Hasto Wardoyo (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo membenarkan kerja kolaborasi bersama dilakukan daerah mampu menekan angka stunting. Tidak hanya sisi makanan yang diperhatikan, alokasi anggaran serta berbagai gerakan untuk masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan menjadi fokus untuk penanganan.

Ia menilai, daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi akan memiliki persentase angka stunting yang tinggi, dengan permasalahan ekonomi dan pendidikan yang buruk.

"Beberapa daerah tersebut di antaranya Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat dan Papua. Itu (daerah) yang presentase stuntingnya masih diatas 30 persen," ungkap Wardoyo.

3. Nikah dini dan terlalu tua sebabkan stunting

Sumsel Tekan Stunting Tertinggi Indonesia Ribuan Bidan Terus DiedukasiIlustrasi upaya pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Tak hanya pengaruh gizi, pihaknya juga mencatat penyebab stunting tidak lain dikarenakan dua penyebab pernikahan. Pertama, nikah terlalu dini, dan kedua nikah terlalu tua di atas 30 tahun bisa mengakibatkan kelahiran anak stunting.

Pihaknya terus melakukan berbagai upaya dalam penurunan angka stunting termasuk dengan melibatkan para pengusaha, peran swasta serta instansi-instansi yang ada di setiap daerah.

"Sesuai instruksi presiden, kita libatkan semua pihak-pihak ke dalam program kita mulai dari pengusaha, swasta, TNI, Polri termasuk peran produsen obat seperti Dexa Medica," jelas dia.

4. Libatkan pengusaha dan swasta untuk penekanan angka stunting

Sumsel Tekan Stunting Tertinggi Indonesia Ribuan Bidan Terus DiedukasiKegiatan penanganan stunting di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Direktur Corporate Affairs Dexa Group Tarcisius Tanto Randy menjelaskan, pihaknya terus mendukung berbagai program pemerintah, termasuk didalamnya upaya penanganan stunting.

Salah satu yang dilakukan di Sumsel adalah kegiatan edukasi dan intervensi stunting terhadap 1.000 bidan aktif di wilayah tersebut.

"Kita juga berupaya mendorong penurunan stunting di Indonesia melalui produk Herba Asimor yang membantu memperlancar kualitas dan kuantitas ASI. Sehingga para ibu bisa memberikan ASI terbaik bagi sang bayi," tutup dia.

Baca Juga: Hanura Sumsel Target Dapat 2 Kursi DPR di Pileg 2024 Mendatang

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya