Gubernur Sumsel Klaim Surplus Beras, Bulog Impor Beras Thailand

Deru beberkan pertimbangan Bulog impor beras untuk Sumsel

Palembang, IDN Times - Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Herman Deru, menyayangkan langkah Perum Bulog melakukan impor beras sebanyak 12.000 ton ke Bumi Sriwijaya. Menurutnya, Sumsel sedang surplus beras sehingga tidak perlu lagi menambah stok beras.

"Saya pikir jangan dibenturkan (impor) dengan semangat petani, karena pada dasarnya Sumsel ini surplus beras," ungkap Deru, Selasa (23/5/2023).

Baca Juga: Bulog Sumsel-Babel Terima Pasokan Beras Thailand 12.000 Ton

1. Produksi padi di Sumsel hampir 3 juta ton

Gubernur Sumsel Klaim Surplus Beras, Bulog Impor Beras ThailandGubernur Sumsel, Herman Deru tahun 2019 (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sebagai wilayah dengan jargon lumbung pangan, Sumsel menjadi daerah dengan produksi beras terbesar kelima di Indonesia dan nomor satu di Pulau Sumatra. Deru mencatat produksi beras di Sumsel cukup tinggi, dengan kebutuhan beras di Sumsel hanya sekitar 500 ribu ton.

"Sumsel sendiri surplus. Produksi kita sudah hampir 3 juta ton saat ini," ujar dia.

Baca Juga: Pihak Swasta Kelola Pasar 16 Ilir, Janji Bangun Eskalator

2. El Nino diklaim jadi penyebab impor

Gubernur Sumsel Klaim Surplus Beras, Bulog Impor Beras ThailandIlustrasi beras (vecteezy.com/chormail153750)

Deru menilai, dirinya sudah sempat membahas rencana impor tersebut saat dihubungi Kepala Divisi Regional Perum Bulog Sumsel-Babel. Menurutnya, impor yang dilakukan Bulog dapat diterima karena untuk menjaga stok.

"Mungkin Perum Bulog punya pertimbangan lain untuk jaga-jaga jangan sampai stok berkurang. Karena kita gak tahu ke depan karenakondisi El Nino ini, kan takut gagal panen. Semua buat jaga-jaga," jelas dia.

3. Kebijakan impor sebagai keputusan negara

Gubernur Sumsel Klaim Surplus Beras, Bulog Impor Beras ThailandIlustrasi gudang beras. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Beras impor Thailand sebanyak 12.000 ton melalui pelabuhan Boom Baru Palembang, dilakukan secara bertahap dalam tiga kali pengiriman. Kebijakan itu sudah dipikirkan secara matang oleh pemerintah pusat.

"Kita tidak bisa menolak, karena itu kebijakan negara. Jika ditolak (beras impor) maka kita tidak satu frekuensi dengan negara," tutup dia.

Baca Juga: Raperda Angkutan Batu Bara Mandek, Palembang Kehilangan Rp150 Miliar

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya