Fenomena Hujan Es di Palembang, BMKG Beri Penjelasan Ilmiah

BMKG prediksi cuaca ekstrem terjadi hingga dua hari ke depan

Palembang, IDN Times - Fenomema hujan es terekam kamera masyarakat dan dibagikan akun Instagram @Palembang_bedesau.id. Kejadian langka ini dikabarkan terjadi di kawasan Karya Jaya, Palembang.

Nampak dua orang di dalam video mengumpulkan butiran es yang turun bersama hujan sambil menunjukan ke kamera tentang fenomena yang terjadi.

Baca Juga: Kualitas Udara di Sumsel Masih Buruk Meski Hujan, Ini Penjelasan BMKG

1. Hujan es dipicu pertumbuhan awan

Fenomena Hujan Es di Palembang, BMKG Beri Penjelasan IlmiahIlustrasi hujan es (IDN Times/Arief Rahmat)

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Siswanto, menyebut fenomena ini terjadi didasarkan pertumbuhan Awan Cumulonimbus (CB). Hal ini memicu terjadinya hujan dengan intensitas sedang-lebat secara tiba-tiba disertai es yang terjadi di wilayah tersebut.

"Kemudian suhu muka laut di perairan Sumatra bagian Timur yang cukup hangat antara 30-31 derajat celsius, serta anomali suhu muka laut di sekitar perairan Sumatra bagian Timur berkisar antara 1.0-2.0 derajat celsius yang menambah pasokan uap air di wilayah Sumatra Selatan," jelas dia.

Baca Juga: Remaja Palembang Paling Banyak Menderita ISPA karena Kabut Asap

2. Cuaca ekstrem akan berlangsung sore hingga pagi hari

Fenomena Hujan Es di Palembang, BMKG Beri Penjelasan IlmiahIlustrasi cuaca ekstrem ( ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Siswanto menambahkan, hujan itu juga membentuk pola konvergensi memanjang di wilayah Sumatra bagian timur, dengan kelembaban lapisan udara 850-500 milibar di Palembang.

"Peringatan dini cuaca ekstrem sudah dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi SMB II Palembang sebanyak dua kali, berlaku mulai 4 November 2023 pukul 14.50 WIB-08.30 WIB, ujar dia.

3. Cuaca ekstrem berlangsung dua hari ke depan

Fenomena Hujan Es di Palembang, BMKG Beri Penjelasan Ilmiahpixabay/LoraPalner

Kondisi cuaca ekstrem di wilayah Sumsel diprakirakan akan berlangsung selama dua hari ke depan. Cuaca ekstrem itu terjadi di wilayah Sumsel bagian Tengah, Barat dan Utara.

"Masyarakat dihimbau untuk selalu membarui informasi cuaca setiap saat, terutama dalam masa peralihan musim di awal November ini," jelas dia.

Baca Juga: DLHP Sumsel Gunakan Ecoenzyme Kurangi Polutan Kabut Asap, Efektifkah?

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya