DLHP Sumsel Gunakan Ecoenzyme Kurangi Polutan Kabut Asap, Efektifkah?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Sumsel melakukan penyemprotan Ecoenzyme di 20 titik. Penyemprotan tersebut dilakukan untuk mengurangi polutan akibat pencemaran udara akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Senin (30/10/2023).
"Penyemprotan ecoenzyme ini dilakukan untuk mengurangi polutan-polutan yang diakibatkan oleh kabut asap," ungkap Kasi Pengembangan Fasilitas Teknis DLHP Sumsel, Sudarnoto, Selasa (31/10/2023).
Baca Juga: Kabut Asap di Palembang Mengkhawatirkan, Hasil Karhutla OI dan OKI
1. Penyemprotan dilakukan di ruang publik
Sudarnoto menjelaskan, ke-20 titik yang disemprotkan ecoenzyme berada di beberapa ruang publik seperti sekolah, hotel, rumah sakit, dan perkantoran.
"Kami dari DLHP Sumsel ke 20 lokasi, menyemprotkan ecoenzyme ini ke sekolah, hotel, rumah sakit, dan perkantoran berbarengan," ungkap dia.
Baca Juga: Kualitas Udara di Sumsel Masih Buruk Meski Hujan, Ini Penjelasan BMKG
2. Ecoenzyme diyakini bisa kurangi polusi udara
Menurutnya, penyemprotan ecoenzyme berguna mengikat polutan sehingga udara yang tercemar dapat kembali bersih.
"Paling tidak udara di sekitar dan tetangga menjadi bersih, kalau seluruh Palembang tidak mungkin, kecuali sudah banyak yang disemprotkan," ujarnya.
3. Kualitas udara di Palembang kembali memburuk
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), konsentrasi partikulat atau PM 2.5 berada di angka 186.90 Ugram/m3 pada pukul 07.00WIB.
Kemudian pada pukul 08.00 WIB, PM 2.5 kembali melonjak di angkat 347.00Ugram/m3. Lalu pada pukul 09.00 WIB PM 2.5 sudah melebihi angka 300 Ugra/m3 sehingga kualitas udara di Palembang menjadi hitam atau pada level berbahaya.
Baca Juga: KLHK Segel Lahan PTPN VII Cinta Manis Akibat Karhutla