15 Kilo Sabu Digagalkan Masuk Sumsel Lewat Tol

Tiga orang warga Padang dibekuk oleh BNNP Sumsel

Palembang, IDN Times - Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatra Selatan (BNNP Sumsel) membekuk tiga orang tersangka kurir narkotika jenis sabu sebanyak 15 kilogram.

Sabu tersebut berasal dari Pekanbaru, Riau, dan rencananya akan diedarkan di wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) hingga perbatasan provinsi Lampung.

Tiga orang tersangka diamankan bersama kendaraan mini bus berwarna hitam milik para tersangka. Ketiga tersangka diamankan di Exit Tol Simpang Pematang, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji, Lampung, Sabtu (29/1/2022) sore.

"Ketiga tersangka atas nama inisial EY, AF, dan AK merupakan warga Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Mereka membawa sabu dari Pekanbaru untuk diedarkan di Mesuji, Sumsel," ungkap Kepala BNNP Sumsel, Brigjen Pol Djoko Prihadi, Senin (31/1/2022).

1. Gunakan tol untuk kirim narkotika

15 Kilo Sabu Digagalkan Masuk Sumsel Lewat TolKepala BNNP Sumsel Brigjen Djoko Prihadi merilis tangkapan 15 kilogram sabu yang berhasil diamankan di jalan Tol (IDN Times/Rangga Erfizal)

Penangkapan jaringan Sumbar-Riau ini merupakan hasil pengembangan BNNP Sumsel sekitar satu tahun terakhir, usai tangkapan pada 20 dan 23 Maret 2021 lalu. Saat itu, BNNP berhasil mengamankan 16 kilogram dari tiga tersangka yang ditangkap di ruas Tol Sumatra-Kayuagung.

Menurut Djoko, jaringan Riau dalam satu tahun terakhir kerap menggunakan akses jalur darat untuk memasok sabu ke wilayah selatan di Pulau Sumatra. Kehadiran tol dimanfaatkan pelaku untuk mengirimkan barang terlarang.

"Jalur tol membuat mereka (Kurir-Bandar) lebih cepat mengirimkan narkotika. Mereka leluasa pakai tol karena jalan bebas hambatan. Makanya kita kordinasi dengan Patroli Jalan Raya (PJR) untuk mencegat para pelaku," ungkap dia.

Baca Juga: Calon Pengantin Nyambi Jadi Kurir Sabu, Duh!

2. Jalur-jalur favorit penyelundupan narkotika

15 Kilo Sabu Digagalkan Masuk Sumsel Lewat TolKepala BNNP Sumsel Brigjen Djoko Prihadi merilis tangkapan 15 kilogram sabu yang berhasil diamankan di jalan Tol (IDN Times/Rangga Erfizal)

Djoko menilai, pola pengiriman narkotika kerap berubah-ubah. Para bandar mengawasi dan melihat wilayah mana saja yang bisa dilalui. Jaringan pengedar narkotika terkadang memilih jalur sungai, laut, dan darat yang tidak terpantau.

"Mereka biasa memilih jalur tikus yang tidak resmi. Mereka punya jaringan memantau kondisi di lapangan, dan punya strategi sendiri di lapangan. Mereka sudah berkolaborasi dengan baik," jelas dia.

Menurut Djoko, sindikat narkotika merupakan jaringan terputus yang bergerak secara masif namun tak terlihat. Bisa saja kurir yang ditugaskan merupakan pecandu. Ke depan, pihaknya berharap bisa mengungkap hingga ke pemasok dan bandarnya.

"Kita mengawasi jaringan, orang bisa berganti-ganti. Sindikat mereka luar biasa. Saat penangkapan, barang bukti disimpan di dalam tas di dalam mobil," jelas dia.

Baca Juga: Polrestabes Tangkap Kaki Tangan Bandar Sabu Terbesar di Palembang

3. Sebanyak 76 ribu anak bangsa terselamatkan dari jerat narkotika

Dari dugaan awal, sabu tersebut berasal dari jaringan lintas negara. Pemasok jaringan Riau hingga Jambi biasanya mendapat kiriman dari Malaysia dan China.

BNNP Sumsel menegaskan, terungkapnya 15 kilogram sabu ini mengartikan ada 76 ribu jiwa anak bangsa yang terselamatkan.

"BNNP, Polri, dan lembaga terkait akan serius dalam War on Drags. Kita punya 7 hari untuk mengungkap dan mengembangkan jaringan ini," tutup dia.

Baca Juga: Seorang Petani di OKU Selatan Nekat Terobos Razia Saat Antar Sabu

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya