Kasus DBD di Palembang Menurun Saat Kemarau, Kok Bisa?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Palembang pada awal 2023 mengalami penurunan dari sebelumnya. Angka pasien yang terjangkit DBD mencapai pada tahun lalu mencapai 462 kasus.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Palembang Yudhi Setiawan, kasus DBD yang menurun karena sejak Januari hingga Mei 2023, cuaca di Palembang masuk musim kemarau.
"Penyakit ini tingginya saat hujan, kalau panas justru menurun," ujarnya, Kamis (18/5/2023).
Baca Juga: 462 Anak di Palembang Positif DBD Sepanjang 2022
1. Kasus DBD di Palembang menurun saat kemarau karena kondisi perindukan minim
Berdasarkan data terakhir Dinkes Palembang, angka DBD dari 2 Januari sampai 17 Mei 2023 baru mencapai 34 kasus. Penurunan tersebut karena penyebaran dan penularan DBD minim saat musim panas.
“Musim kemarau kecenderungan kasusnya menurun. Ini karena potensi untuk terjadinya tempat perindukan kecil," kata dia.
Baca Juga: Waspada Kasus DBD di Palembang Naik, Dinkes Sebar Larvasida
2. Kasus DBD tertinggi di Palembang terjadi pada minggu kedua Februari 2023
Prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palembang, musim kemarau tahun ini akan berlangsung hingga Oktober. Sementara puncak kemarau sudah terjadi mulai akhir April.
"Dari 34 kasus DBD sementara, kasus tertinggi terjadi pada minggu kedua Februari," . timpalnya.
3. Kecamatan Ilir Barat I Palembang paling banyak terjadi kasus DBD
Angka tertinggi dari keseluruhan kasus DBD di Palembang paling sering terjadi di kecamatan Ilir Barat 1 karena kondisi daerah cukup lembab. Berdasarkan data riwayat kasus DBD setiap tahun, kasus tertinggi memang terjadi pada Januari sampai Maret.
"Tapi kasus DBD cukup berfluktuasi," jelas dia.
Baca Juga: Anak Rentan Meninggal Akibat DBD karena Sering di Dalam Ruangan