Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Lahat, IDN Times - Dinas Perkebunan (Disbun) Lahat menghadapi tantangan besar dalam membranding kopi Lahat. Selama ini, kopi Lahat banyak dijual oleh para petani ke luar daerah, sehingga Lahat, meskipun menjadi salah satu wilayah penghasil kopi terbesar di Sumatera Selatan, tidak memiliki branding yang mengangkat citra kopi lokal.
"Ini menjadi tantangan terberat dari hilirisasi kopi Lahat sebagai kopi unggulan Sumsel. Untuk itu kami ingin ada kolaborasi lanjutan dengan memberikan pelatihan dan pembinaan kepada petani kopi di Lahat," ungkap Kadisbun Lahat, Vivi Anggraini, Sabtu (27/7/2024).
1. Produksi kopi Lahat terus meningkat
Berdasarkan data BPS, produksi kopi Lahat mencapai 22.675 ton pada tahun 2023, meningkat dari 17.100 ton pada tahun 2021 dan 22.010 ton pada tahun 2022. Vivi menambahkan, saat ini ada sekitar 80.000 petani kopi di Lahat yang sebagian besar masih menerapkan sistem perkebunan tradisional. Oleh karena itu, Disbun mendorong transformasi menuju pengelolaan perkebunan modern.
"Kami dari Disbun terus mendorong petani untuk mengaplikasikan pola pengelolaan perkebunan dari pola lama ke pola baru. Langkah ini kami lakukan secara bertahap agar membantu dan membina petani untuk mengaplikasikan budaya kopi secara modern," jelas Vivi.
Baca Juga: Sensasi Minum Kopi di Sungai Musi, Mengapung Mengikuti Arus
2. Kuatkan peran pemerintah dalam membantu petani
Namun, dalam pengaplikasian perkebunan kopi modern, Vivi mengakui menghadapi berbagai kendala, salah satunya adalah edukasi mengenai peningkatan kualitas biji kopi terbaik. Peran pemerintah sangat penting untuk memastikan kualitas kopi Lahat tetap unggul dengan memberikan bantuan bibit, pupuk, serta pelatihan pengelolaan kopi modern seperti sambung pucuk atau stek kopi.
"Kami berharap petani terus meningkatkan mutu dan kualitas sehingga kopi Lahat dapat bersaing dengan kopi dari daerah lain," jelas Vivi.
3. Upayakan Hak Indikasi Geografis kopi Lahat
Vivi juga menyebutkan bahwa kopi Lahat telah diteliti dan ditemukan memiliki identitas alami berupa cita rasa buah. Namun, kopi-kopi terbaik dari Lahat selama ini dijual ke daerah lain sehingga branding tersebut tidak dinikmati oleh Lahat.
Untuk itu, Lahat bersama Pemprov Sumsel terus melakukan upaya hilirisasi kopi dengan membangun branding sendiri dan mengupayakan memperoleh Hak Indikasi Geografis (IG). Meski memakan waktu dan tenaga, Vivi yakin upaya branding kopi Lahat akan berhasil.
"Kita sedang melakukan upaya pendaftaran kopi Robusta Lahat ke Kemenkumham. Tujuannya agar tak ada lagi produsen luar yang bisa membranding kopi Lahat," ujarnya.