Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Palembang, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang berencana merevitalisasi kawasan kumuh di Rumah Susun (Rusun), Kecamatan Ilir Barat (IB) I, Palembang. Proyek revitalisasi ditarget selesai akhir tahun 2024.
"Target kami paling tidak sampai akhir tahun ini sudah ada esksekusi, termasuk persoalan sampah dan drainase," ujar Penjabat Wali Kota (Pj Wako) Palembang, Ucok Abdulrauf Damenta, saat audiensi dengan Perum Perumnas.
Baca Juga: Palembang Menarget 160 Hektar Kawasan Kumuh Tuntas Direvitalisasi
1. Penataan ruang Pemkot Palembang perlu izin Perum Perumnas
Pertemuan Pj Wako Palembang Ucok Abdulrauf Damenta dengan pihak Perum Perumnas di Jakarta (Dok. Kominfo Palembang) Rencana revitalisasi Rusun di Kawasan IB I telah dibahas dalam beberapa tahun terakhir. Namun untuk terealisasi, Pemkot harus mendapat izin dari Perum Perumnas sebagai pengelola tempat. Hasil tinjauan ke lokasi tersebut, daerah Rusun Palembang dianggap sudah tak layak.
"Pemkot memiliki sejumlah program terkait penataan ruang dan juga layanan dasar, sehingga perlu berkoordinasi dengan stakeholder terkait terutama Perum Perumnas," kata dia.
Baca Juga: Ada 12 Ribu Warga Miskin di Palembang, Wako Lanjutkan Bagi Sembako
2. Rusun di Palembang padat penduduk dan tak layak huni
Pertemuan Pj Wako Palembang Ucok Abdulrauf Damenta dengan pihak Perum Perumnas di Jakarta (Dok. Kominfo Palembang) Ucok menyampaikan, Pemkot dan Organiasi Perangkat Daerah (OPD) telah mengunjungi Rusun di Kecamatan IB 1. Berdasarkan hasil tinjauan, kawasan Rusun sudah harus menjadi perhatian serius.
"Termasuk daerah yang padat penduduk di tengah kota dengan kondisinya yang sudah tak layak huni," timpal dia.
3. Rusun di Ilir Barat I dihuni 3 ribuan KK
Pertemuan Pj Wako Palembang Ucok Abdulrauf Damenta dengan pihak Perum Perumnas di Jakarta (Dok. Kominfo Palembang) Menurut Ucok, usia bangunan di Rusun tersebut sudah cukup tua karena telah berdiri sejak 1980. Rusun Palembang ditempati sekitar 3.250 Kepala Keluarga (KK).
"Poin utamanya setelah kami lihat memang sudah tidak layak sebagai tempat hunian. Tempatnya tidak sehat, kami ingin mengetahui apa program selanjutnya dari Perum Perumnas," jelasnya.