Sembilan daerah di Sumatera Selatan diprediksi akan mengalami hujan lebat pada Jumat hingga Sabtu.
Hujan lebat tersebar pada jam yang berbeda, puncaknya terjadi menjelang malam dengan intensitas yang cukup kuat di beberapa daerah.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap genangan, banjir lokal, atau longsor serta berhati-hati saat bepergian karena visibilitas menurun dan jalan licin.
Palembang, IDN Times - BMKG Stasiun Klimatologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang memprakirakan sembilan wilayah di Sumatera Selatan akan mengalami hujan lebat pada Jumat (21/11/2025) hingga Sabtu (22/11/2025).
Intensitas hujan diperkirakan meningkat pada sore hingga malam hari, terutama di daerah yang berada di jalur pertumbuhan awan konvektif. Sejumlah potensi cuaca yang ada dapat berubah sewaktu-waktu. Berikut IDN Times, merangkum kondisi cuaca di Sumsel.
Berdasarkan data BMKG, sembilan daerah yang diprakirakan mengalami hujan lebat pada periode 16.00–22.00 WIB adalah:
Kabupaten Lahat
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Musi Rawas
Kabupaten Musi Rawas Utara
Kabupaten Ogan Ilir
Kabupaten OKU Selatan
Kabupaten OKU Timur
Kabupaten PALI
Hujan lebat tersebar pada jam yang berbeda, namun puncaknya terjadi menjelang malam dengan intensitas yang cukup kuat di beberapa daerah.
BMKG mencatat pola yang konsisten bahwa hampir seluruh wilayah Sumsel mengalami perubahan cuaca signifikan pada sore hari. Jika pagi hingga siang cenderung cerah berawan, maka menjelang sore awan hujan berkembang cepat.
Pada pukul 16.00 WIB, hujan lebat mulai tampak di Lahat dan Ogan Ilir. Memasuki pukul 19.00–22.00 WIB, intensitas hujan meningkat di wilayah lainnya, terutama Musi Rawas, Mura Utara, dan OKU Selatan.
Dengan hujan lebat yang melanda sembilan wilayah, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Daerah-daerah tersebut memiliki topografi dan permukiman yang berpotensi terdampak genangan, banjir lokal, atau longsor.
BMKG juga mengingatkan agar pengendara berhati-hati saat bepergian pada sore hingga malam karena visibilitas menurun dan jalan licin. Kecepatan angin bergerak di kisaran 12–20 km/jam, sementara kelembapan beberapa daerah mencapai 100%, mendukung terbentuknya cuaca ekstrem lokal.