Persentase Stunting di Sumbar Merangkak Naik Lagi 

Sumbar berusaha menekan stunting dengan berbagai langkah

Padang, IDN Times - Persentase stunting atau anak kerdil di Sumatra Barat (Sumbar) berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), menunjukkan kasusnya kembali merangkak naik dari 23,3 persen menjadi 25,2 persen di tahun ini. Persentasenya naik sekitar 1,9 persen.

“Rapat koordinasi dengan seluruh stakeholder sudah dilakukan. Kita cari solusinya,” kata Audy Joinaldy, Selasa (31/1/2023).

Baca Juga: Jumlah Anak Kerdil di Palembang Naik Akibat Orangtua Merokok

1. Upaya Intervensi

Persentase Stunting di Sumbar Merangkak Naik Lagi Ilustrasi upaya pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Melihat masih tingginya angka persentase stunting, Audy menilai jika pemerintah wajib melakukan upaya intervensi. Beberapa upaya itu antara lain memberi asupan pil penambah darah khususnya untuk ibu hamil, serta meningkatkan konsumsi protein hewani pada anak-anak di seluruh wilayah Sumbar.

“Mumpung masih awal tahun, kita perkuat koordinasi dan komunikasi. Terutama dengan dokter, bidan, dan puskesmas yang akan turun menjadi tumpuan kekuatan kita di kabupaten maupun kota,” ujar Audy.

Baca Juga: Sumsel Cegah Risiko Stunting dari Calon Pengantin 

2. Persentase beberapa wilayah stunting turun

Persentase Stunting di Sumbar Merangkak Naik Lagi ilustrasi perbedaan tinggi anak stunting dengan anak normal (Dok. IDN Times)

Meski secara umum mengalami kenaikan, Audy menegaskan jika beberapa daerah di Sumbar ada yang mengalami penurunan kasus. Sebut saja diantaranya Kota Padang Panjang yang semula persentasenya 20 persen, namun menjadi 16,8 persen pada 2022 atau turun sekitar 3,2 persen.

Lalu ada Kota Sawahlunto yang kini hanya 13,7 persen, Kota Bukittinggi menjadi 16,8 persen, dan Kota Payakumbuh kini menurun hingga 17,8 persen.

3. Prevalensi stunting Indonesia berada di angka 24,4 persen

Persentase Stunting di Sumbar Merangkak Naik Lagi canva.com

Sebelumnya, Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 24,4 persen. Angka ini masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yaitu 14 persen.

Stunting adalah masalah serius karena berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus bangsa. Dampaknya bukan hanya pada tinggi badan, tetapi juga kecerdasan dan daya tahan tubuh.

Baca Juga: 40 Persen Remaja Putri di Palembang Mengalami Anemia

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya