Kabut Asap Kembali Menebal di Padang, Kualitas Udara Menurun

Warga Padang diimbau kurangi aktivitas di luar ruangan

Padang, IDN Times - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Mairizon, menyebut kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) di provinsi tetangga terpantau menebal. Kualitas udara di Padang pun saat ini berada dalam kategori sedang.

"Kabut asap kembali datang setelah beberapa hari sebelumnya Kota Padang sempat diguyur hujan," kata Mairizon, Rabu (13/9/2023).

Baca Juga: Kabut Asap Dikomplain Singapura, BNPB Ingatkan Harga Diri Bangsa

1. ISPU berada di angka 63

Kabut Asap Kembali Menebal di Padang, Kualitas Udara Menurunperbatasan Kota Padang Panjang (commons.wikimedia.org)

Mairizon menjelaskan, berdasarkan pantauan stasiun AQMS, udara di kota Padang saat ini tidak lagi berada di kategori baik. Sejak hujan tidak turun beberapa hari terakhir, udara di Padang berkategori sedang. Pamantauan kualitas udara, dilakukan setiap pagi.

Berdasarkan catatan data Selasa kemarin kata Mairizon, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) untuk kota Padang berkategori sedang dengan nilai 63. Agar kondisi ini membaik, kita juga terus mengimbau warga untuk tidak membakar sampah.

"Kita juga ingatkan para petani, apabila panen, jerami agar tidak dibakar karena menambah pekatnya kabut asap,"ujarnya.

 

Baca Juga: BNPB Masih Berupaya Bikin Hujan Buatan di Sumsel Meski Sedang Kemarau

2. Jangan banyak beraktifitas di luar ruangan

Kabut Asap Kembali Menebal di Padang, Kualitas Udara MenurunIlustrasi memakai masker. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Sebagai antisipasi dampak kesehatan, Pemerintah Kota (Pemko) Padang melalui DLHK mengimbau warga tidak terlalu banyak beraktivitas di luar ruangan. Apabila berada di luar ruangan, warga diharapkan memproteksi diri dengan masker.

"Padang lebih beruntung dibandingkan daerah lain. Saat El Nino terjadi, kita masih diguyur hujan, sedangkan daerah lain mengalami kekeringan," kata Mairizon.

3. belasan titik hotspot

Kabut Asap Kembali Menebal di Padang, Kualitas Udara MenurunIlustrasi Karhutla (Doc. BNPB)

Pada pekan pertama September 2023, Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Koto Tabang mencatat kemunculan 11 titik hotspot di wilayah Sumbar. Kepala Stasiun GAW Bukit Koto Tabang, Sugeng Nugroho menjelaskan, sembilan titik di antaranya dengan tingkat kepercayaan sedang dan 1 titik dengan dengan tingkat kepercayaan tinggi. Hotspot itu tersebar di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, Solok Selatan, dan Dharmasraya.

"Kepercayaan tinggi artinya potensi terjadi karhutla. Dari titik hotspot yang terpantau dari Sipongi KLHK itu, ada potensi kemudahan terbakar yakni dengan level rendah hingga sangat tinggi," tutupnya.

Baca Juga: Polda Sumsel Ringkus 26 Pelaku Pembakar Lahan Sepanjang 2023

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya