Alat Pemantau Gunung Marapi Sumbar Rusak Usai Diterjang Erupsi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Padang, IDN Times - Alat pemantau aktivitas Gunung Marapi, Sumatra Barat (Sumbar), mengalami kerusakan parah akibat letusan dan erupsi yang terjadi pada Minggu (3/12/2023). Menurut Kepala Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Marapi, Teguh Purnomo, alat itu bahkan saat ini tidak bisa lagi digunakan.
"Posisi alat itu berada persis di area kawah Gunung Marapi. Saat ini rusak, tidak bisa digunakan," kata Teguh, Jumat (8/12/2023).
Baca Juga: Korban Erupsi Marapi Sumbar Bakal Dapat Santunan dari Prabowo Subianto
1. Punya delapan stasiun
Meski yang berada di puncak mengalami kerusakan bahkan tak bisa lagi digunakan, namun menurut Teguh tidak menjadi kendala bagi pihaknya melakukan pengamatan dan pemantauan aktivitas Gunung Marapi.
Pasalnya kata Teguh, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamat Gunung Marapi selama ini, memiliki 8 stasiun untuk memantau seluruh aktivitas Gunung Marapi.
Delapan stasiun itu kata Teguh, tersebar di daerah Batu Palano 2 stasiun, Sungai Jambu Pariangan 1 stasiun, Sungai Tarab 2 stasiun, arah ke Lintau 1 stasiun, dan kawasan Air Hangat 1 stasiun.
"Jadi meski yang di puncak rusak, pemantauan Gunung Marapi tidak terkendala. Masih ada tujuh stasiun lagi," ujar Teguh.
Baca Juga: Pencarian Korban Erupsi Gunung Marapi Sumbar Resmi Dihentikan
2. Gunakan sistem multi stasiun
Teguh menjelaskan, pihaknya menggunakan sistem multi stasiun memantau aktivitas Gunung Marapi. Dengan demikian, kerusakan alat pemantau pada stasiun yang berada di puncak sama sekali tidak menghambat aktivitas pemantauan
Selain itu kata Teguh, pemantauan aktivitas Gunung Marapi juga menggunakan metode deformasi untuk mengetahui berkembang Gunung Marapi, serta CCTV untuk memantau visual secara langsung.
3. Rekondisi dilakukan usai Gunung Marapi reda
Menurut Teguh rekondisi atau perbaikan pada alat di stasiun puncak, akan dilakukan saat aktivitas Gunung Marapi mereda atau di saat kondisinya sudah dipastikan benar-benar aman.
"Seperti sebelumnya, rekondisi atau perbaikan alat dilakukan setelah aktivitas mereda atau sudah aman," tutup teguh.
Baca Juga: Korban Erupsi Gunung Marapi Sumbar Bertambah, Total 23 Pendaki Tewas