TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

14 Jam Jalan Kaki, Perjalanan Panjang Abang Jemput Jenazah Adik

Lokasi longsor tambang emas ilegal di Solok

IDN Times/Halbert Caniago

Intinya Sih...

  • Eldela Zalmi (32) tiba di posko penerimaan korban longsor tambang emas ilegal setelah berjalan kaki selama 14 jam.
  • Dela bersama warga Salimpek pergi ke lokasi tambang untuk menjemput jenazah adiknya yang menjadi korban longsor.
  • Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik, menyatakan jumlah korban tewas bertambah menjadi 12 orang, dengan dua korban lainnya masih dalam pencarian.

Solok, IDN Times – Eldela Zalmi (32), seorang warga Nagari Salimpek, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, tak bisa menyembunyikan rasa lelah dan dukanya. Ia baru saja tiba di posko penerimaan korban longsor tambang emas ilegal di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Sabtu (28/09/2024) dini hari, setelah berjalan kaki selama 14 jam.

Dengan napas tersengal-sengal dan tubuh penuh lumpur, ia mengisahkan perjalanan beratnya menjemput jenazah adik tercinta, Muhammad Zakir (23), yang menjadi salah satu korban longsor tersebut.

“Adik saya juga menjadi korban dalam kejadian kemarin,” ujar Dela dengan suara bergetar. Ia baru mengetahui kabar tragis itu pada Jumat pagi (27/09/2024). Begitu mendengar berita tersebut, Dela bersama sekitar 30 warga lainnya dari Salimpek bergegas menuju lokasi tambang emas ilegal itu untuk menjemput jenazah adiknya.

"Kami berangkat dari kampung sekitar jam 10 pagi dan tiba di lokasi tambang sekitar pukul 18.00 WIB,” ceritanya. Medan yang berat dan jarak yang jauh menjadi tantangan bagi Dela dan rombongan. “Setelah menemukan jenazah adik saya, kami langsung memasukkannya ke dalam sarung dan menandu menggunakan sebatang kayu,” ungkapnya.

Baca Juga: Korban Longsor Tambang Emas Ilegal di Solok Bertambah jadi 25 Orang

Dela memperlihatkan medan yang dia tempuh selama 14 jam (IDN Times/Halbert Caniago)

Meski tubuhnya sudah sangat lelah, Dela memutuskan untuk berjalan lebih cepat menuju posko agar bisa segera mengabarkan kondisi adiknya. “Rasanya kekuatan saya sudah terkuras. Saya memaksakan diri berjalan lebih cepat ke posko ini, sementara puluhan orang lainnya masih membawa jenazah adik saya,” katanya sambil sesekali menahan sakit di kakinya.

Dela bercerita, jenazah Zakir akan langsung dibawa ke rumah duka di Salimpek untuk dimakamkan. “Kami akan segera membawanya ke rumah duka, supaya bisa segera dikebumikan,” ujarnya dengan suara lirih.

Ia mengenang bahwa Zakir sudah sering pergi ke lokasi tambang tersebut, menggunakan alat tradisional seperti dulang untuk mencari emas.

"Dia pergi ke lokasi itu sejak 10 hari yang lalu untuk menambang emas menggunakan dulang," katanya.

Pria yang akrab disapa Dela itu mengungkapkan bahwa dirinya menemukan banyak hal di lokasi pertambangan itu.

"Lokasi tambangnya sangat luas dan di sana saya juga melihat adanya alat berat berupa ekskavator yang arahnya membelakang ke arah tambang," katanya.

Korban longsor Solok dievakuasi ke mobil ambulans (IDN Times/Halbert Caniago)

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik, menyatakan bahwa jumlah korban tewas akibat longsor tambang emas ilegal tersebut telah bertambah menjadi 12 orang. “Dari laporan tim di lapangan, korban meninggal bertambah menjadi 12 orang, dari sebelumnya 11 orang,” ujar Abdul Malik. Menurutnya, dua korban lainnya masih dalam pencarian.

Evakuasi korban juga mengalami kendala karena medan yang sangat berat. Kasi Ops SAR Padang, Hendri, mengungkapkan bahwa tim penyelamat harus menempuh perjalanan hingga 8 jam untuk mencapai lokasi longsor. “Jarak tempuh menuju lokasi memang menjadi tantangan besar bagi tim kami,” katanya.

Baca Juga: Kesaksian Korban Longsor Tambang Emas Ilegal di Solok

Berita Terkini Lainnya