Kisah Perawat Berjibaku Layani Pasien COVID-19: Bahagia Saat Sembuh

Sempat khawatir membawa virus pulang ke rumah

Palembang, IDN Times - Pandemik COVID-19 sudah masuk Indonesia setahun belakangan. Berbagai cerita dan pengalaman banyak dirasakan sejumlah pihak, termasuk para perawat yang menangani pasien positif virus corona.

Seperti yang dirasakan Lisma, perempuan kelahiran 30 November 1972 itu sudah menjalani beragam kisah selama pandemik COVID-19. Mulai dari merawat pasien rewel, hingga harus menahan emosi saat menghadapi keluarga pasien yang tak memahami kondisi.

"Pengalaman satu tahun ada suka dan duka. Sukanya merawat pasien sembuh sampai kembali lagi bersama keluarga, dan dukanya kalau kondisi pasien buruk dan tiba-tiba meningga. Keluarga pasien tidak menerima dimakamkan dengan prokes hingga timbul keributan di rumah sakit," ujarnya kepada IDN Times di Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Siti Khodijah Palembang, Kamis (18/3/2021).

1. Melihat pasien tutup usia jadi pengalaman tak terlupakan

Kisah Perawat Berjibaku Layani Pasien COVID-19: Bahagia Saat SembuhLisma perawat di Rumah Sakit Siti Khodijah Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Meski sudah 26 tahun merawat orang di rumah sakit, namun Lisma mengungkap pengalamannya belakangan saat menyaksikan pasien tutup usia. Ia mendampingi pasien yang sakit hingga meninggal.

"Berbeda perawatan pasien corona dan non COVID-19. Mereka yang isolasi tidak boleh ditemani keluarga, sepenuhnya kita yang jaga mereka. Mulai dari kasih makan dan memantau kondisi pasien," kata dia.

Menurutnya, merawat pasien COVID-19 harus lebih ekstra. Perawat harus melindungi diri saat bekerja seperti mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan hazmat hingga 8-10 lapis, belum lagi perlindungan tambahan seperti sarung tangan maupun masker medis.

"Kalau trauma rawat pasien COVID-19 tidak ada, kami melayani dengan ikhlas. Awal-awal iya sempat takut terpapar, tapi jalan sebulan mulai biasa," timpalnya.

Baca Juga: PPNI Sumsel: Vaksinasi COVID-19 Tingkatkan Kepercayaan Diri Perawat 

2. Pasien bayi positif COVID-19 bisa sembuh sekitar 5-7 hari

Kisah Perawat Berjibaku Layani Pasien COVID-19: Bahagia Saat SembuhSuasana di Rumah Sakit Siti Khodijah Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Lisma yang sejak kecil memang bercita-cita jadi perawat itu menceritakan, hal yang membuatnya bahagia selama pandemik adalah merawat pasien bayi positif COVID-19 hingga sembuh dan kembali bersama keluarga.

Biasanya, pasien bayi yang baru lahir dinyatakan positif COVID-19 setelah tertular dari sang ibu. Meski prihatin karena merawat bayi yang baru lahir tanpa didampingi orangtuanya, namun Lisma mengaku sedikit bergembira ketika keduanya bisa sembuh.

"Pasien bayi lahir dari orangtua positif. Setelah melahirkan langsung dipisah. Kalau gak pompa ASI, bayinya minum susu formula. Kita kontrol terus kondisi bayi, lihat keadaan napasnya. Tapi kesembuhan bayi biasanya hanya 5-7 hari," ungkap dia.

Kasus bayi positif COVID-19 yang Lisma tangani berjumlah 20 orang. Sedangkan untuk orang dewasa ada 100 orang. Bahkan perawatan untuk gejala berat dengan usia lanjut pada 80-85 tahun juga pernah ia rawat.

"Mulai dari gejala ringan, isolasi mandiri sampai yang sudah di ruang ICU," kata dia.

3. Kasus kematian COVID-19 kebanyakan karema komorbid

Kisah Perawat Berjibaku Layani Pasien COVID-19: Bahagia Saat SembuhSuasana di Rumah Sakit Siti Khodijah Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selama ia bertugas dalam tim COVID-19, kebanyakan pasien meninggal memiliki komorbit atau penyakit penyerta. Seperti penyakit diabetes melitus, hipertensi ), asma, dan gagal ginjal yang rutin cuci darah.

"Mereka yang sudah komorbit ada juga yang sembuh, tapi dominannya tidak kuat bertahan hidup. Mayoritas pasien saya rawat perempuan dan kebanyakan pasien sembuh usianya muda, 20 tahun ke atas," jelasnya.

Menurut alumni Akademi Keperawatan Pembina ini, COVID-19 dapat dicegah lebih dini dengan protokol kesehatan yang disiplin. Lisma bahkan masih sering memakai masker saat berbincang dengan keluarga di rumah.

"Agar keluarga tidak khawatir, saya juga edukasi mereka terus dan tetap prokes. Selalu kasih mereka pengertian soal COVID-19. Karena potensi penularan cukup tinggi dari berkerumun. Saya juga bersyukur selama ini sehat dan tidak kena COVID-19," ungkap dia.

Baca Juga: Kisah Relawan Perawat Palembang Jual Makanan Senilai Rp2 Ribu

4. Ada 290 perawat di RS Siti Khodijah Palembang sudah vaksinasi COVID-19

Kisah Perawat Berjibaku Layani Pasien COVID-19: Bahagia Saat SembuhSuasana di Rumah Sakit Siti Khodijah Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Walau sempat cemas karena bertugas di rumah sakit dan takut keluarga di rumah tertular COVID-19, kini Lisma yakin bisa melawan paparan virus corona. Dirinya sudah menjalani vaksinasi untuk meningkatkan imunitas dan kekebalan tubuh.

"Kita di sini sudah semua (vaksinasi) untuk perlindungan diri. Ada 290 orang perawat dan semua selesai vaksinasi sampai penyuntikan kedua tanggal 9 Maret kemarin," katanya.

Lisma berharap kehadiran vaksin COVID-19 dan disiplin prokes yang ketat dari masyarakat bisa mengakhiri pandemik. Ia juga mengingatkan agar masyarakat selalu menjaga jarak, cuci tangan, wajib masker, dan menghindari krumunan.

Baca Juga: 8 Persen Nakes di Palembang Batal Vaksinasi COVID-19 Tahap Pertama

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya