Lirik Produk Kelapa, Dinas Perkebunan Sumsel Lakukan Hilirisasi
Ekspor tetap jalan meski pandemik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Bumi Sriwijaya menjadi salah satu wilayah pengekspor buah kelapa yang cukup besar. Hanya saja selama ini hasil produk buah kelapa selalu dijual utuh lantaran hilirisasi yang kurang berkembang.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian. Padahal, imbuh Rudi, potensi ekonomis lebih besar jika kelapa dapat dimanfaatkan.
"Kendalanya pengusaha masih kesulitan untuk mendapatkan pasar yang menerima produk tersebut. Sehingga, sangat sedikit yang mau berinvestasi," ungkap Rudi, Sabtu (21/11/2020).
Baca Juga: Bawaslu Sumsel Latih 75 Kader Awasi Jalannya Pemilu
1. Petani selama ini hanya jual kelapa utuh
Total luasan lahan perkebunan kelapa di Sumsel mencapai 65.242 hektare (ha), dengan potensi produksi 57.570 ton kopra atau setara 230.280.000 butir/tahun. Untuk tahun 2018 tercatat nilai ekspor kelapa utuh Rp2,76 triliun dengan volume mencapai 128,21 juta kilogram serta frekuensi pengiriman sebanyak 886 kali.
Sedangkan di tahun 2019 meningkat tiga kali lipat mencapai Rp8,37 triliun dengan volume mencapai 233,76 juta kilogram di mana frekuensi pengiriman sebanyak 1.016 kali.
"Selama ini petani hanya berorientasi untuk mendapatkan uang dalam jumlah cepat. Sehingga pemanfaatan produknya hanya sebatas kelapa bulat saja," jelas dia.
Baca Juga: Data BPS Sumsel: Tak Ada Wisatawan Datang ke Sumsel Bulan April