TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Komoditi Jenis Volatile Food Dominasi Angka Inflasi di Sumsel

Inflasi Sumsel capai 5,15 persen 

Rilis rutin BPS Sumsel (IDN Times/Dok. BPS Sumsel)

Palembang, IDN Times - Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan (BPS Sumsel) mencatat angka Inflasi atau kenaikan harga barang terus mengalami meningkat, yakni sebesar 0,76 persen pada Juli 2022 atau sudah mencapai 5,15 persen secara sepanjang 2022.

"Komoditas penyebab inflasi masih sama seperti bulan lalu dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas pangan paling mendominasi dari kelompok barang bergejolak atau volatile food," ujar Koordinator Fungsi Statistik Distribusi dari BPS Sumsel, Sukerik, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga: Pemkot Palembang Masih Cari Cara Tekan Kenaikan Harga Sembako

Baca Juga: Sindikat Mafia Tanah di Banyuasin Terbongkar, Mantan Kades Terlibat

1. Kenaikan inflasi Juli 2022 dipengaruhi dari sektor pendidikan

Ilustrasi rapat BPS Sumsel (IDN Times/Yuliani)

Komoditas pangan yang termasuk volatile food mencakup cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, dan tomat. Komoditas tersebut sangat rentan mengalami perubahan harga terutama karena fenomena alam.

"Inflasi Juli 2022 juga turut dipengaruhi kenaikan harga komoditas di sektor pendidikan dan pakaian, yang berkenaan dengan masuk sekolah karena ajaran baru. Sehingga harga seragam sekolah, baju muslim anak, hingga sepatu sekolah juga naik,” kata dia.

2. BPS Sumsel mengingatkan tugas TPID

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumsel, Sukerik (IDN Times/Dok. BPS Sumsel)

Akibat laju inflasi Sumsel yang kian tinggi hingga melebihi angka nasional, BPS Sumsel kembali mewanti-wanti pemerintah daerah dan pihak terkait untuk menekan angka itu agar tak menjadi dua digit.

"Bisa jadi warning, terutama TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah), karena fenomena pada 2022 ini sangat berbeda dibandingkan kondisi dua tahun terakhir," jelasnya.

3. Harga pangan yang tinggi dipengaruhi musim pancaroba

Situasi rapat evaluasi di BPS Sumsel (IDN Times/Istimewa)

Kepala Biro Perekonomian Setda Sumsel, Afrian Joni menilai, tingginya harga komoditas pangan tidak terlepas dari kondisi cuaca dan faktor distribusi. Terlebih saat ini Sumsel berada pada musim pancaroba.

"Belum lagi ada kenaikan biaya transportasi karena harga BBM naik jadi biaya produksi pasti meningkat," ungkap dia.

Baca Juga: Bupati Banyuasin Askolani Jelaskan Soal Kasus dengan Mantan Istri Siri

Berita Terkini Lainnya