Pengamat Politik Sebut Lembaga Survei Pengaruhi Pemilih Tradisional

Pemilih rasional di kota diyakini tak terpengaruh survei

Palembang, IDN Times - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan tiga pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-Cawapres). Sejumlah lembaga survei telah mengeluarkan hasil elektabilitas dan simulasi hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) dengan kemungkinan berlangsung satu putaran.

Pengamat Politik Sumsel, Ardian Septawan, menilai hasil survei akan berpengaruh besar bagi pemilih tradisional. Kondisi ini berbeda jika ditanggapi oleh pemilih rasional, karena pemilih tradisional cenderung mengikuti cara berpikir mayoritas yang berpotensi menang.

"Jika hasil survei itu sampai ke masyarakat tradisional, hal ini akan mempengaruhi mereka, kebanyakan pemilih tradisional berada di daerah. Bagi pemilih rasional tidak terlalu berpengaruh karena mereka banyak sumber informasi," ungkap Ardian, Rabu (15/11/2023).

Baca Juga: Ganjar Unggah Kegelisahan Soal Demokrasi dan Hukum di Indonesia

1. Pilpres satu putaran mustahil terjadi

Pengamat Politik Sebut Lembaga Survei Pengaruhi Pemilih TradisionalTiga Capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo diundang Presiden Jokowi makan siang di Istana Negara, Senin (30/10/2023) (IDN Times/Muhammad Ilman Na'fian)

Adrian menyebutkan, pada pilpres kali ini dengan kemungkinan satu putaran akan sulit tercapai mengingat elektabilitas ketiga Capres-Cawapres belum mencapai angka ideal.

"Sukar untuk satu putaran, kemudian juga konfigurasi persentase yang didapat mereka juga dinamis, tidak stabil. Maka dari itu kemungkinan bisa dua putaran," jelas dia.

Baca Juga: Gibran Yakin Menang Satu Putaran, Minta Timses di Palembang Fokus

2. Narasi satu putaran untuk menggiring opini

Pengamat Politik Sebut Lembaga Survei Pengaruhi Pemilih TradisionalANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Ardian menilai narasi yang dikeluarkan masing-masing paslon untuk memenangkan Pilpres satu putaran dinilai tidak demokratis, karena memaksa orang berpikir untuk menang dan kalah semata, sehingga cenderung bermotif intimidasi atau tidak menjunjung asas suara aspiratif.

"Ini kan menggiring opini, jadi bukan tentang benar atau salah," ujar dia.

3. Nomor urut paslon tidak akan pengaruhi pemilih

Pengamat Politik Sebut Lembaga Survei Pengaruhi Pemilih TradisionalIlustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Sedangkan untuk proses penentuan nomor urut, Ardian menilai tidak akan terlalu memengaruhi pemilih menentukan Capres-Cawapres.

"Nomor urut tidak berpengaruh karena pasangannya sedikit," tutup dia.

Baca Juga: Masyarakat Sumsel Diminta Ikut Menjaga Status Zero Conflict  

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya