Pasca Banjir Besar, Pemda Sumsel Diminta Tegas Soal Alih Fungsi Hutan

Gubernur Sumsel salahkan perkebunan dan tambang ilegal 

Palembang, IDN Times - Banjir besar yang menerjang sebagian besar wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) sepekan terakhir mengancam kerusakan alam di wilayah hulu sungai. Dinas Kehutanan (Dishut) Sumsel mencatat, peralihan hutan menjadi perkebunan dan sawah sebagai salah satu penyebab banjir.

"Bencana banjir yang terjadi di Sumsel akhir-akhir ini disebabkan oleh dua hal, sedimentasi sungai dan gundulnya hutan," ungkap Gubernur Sumsel, Herman Deru, Senin (13/3/2023).

Baca Juga: Banjir Bandang di Lahat, 1 Tewas dan Ribuan Warga Terdampak 

1. Tambang ilegal mengkhawatirkan

Pasca Banjir Besar, Pemda Sumsel Diminta Tegas Soal Alih Fungsi Hutan(Gubernur Sumsel Herman Deru bersama Bupati Lahat Cik Ujang saat memantau banjir bandang di Lahat) IDN Times/Istimewa

Deru menjelaskan, harus ada langkah nyata demi menghentikan kerusakan hutan di wilayah hulu sungai. Pembiaran kerusakan hutan akan memperparah banjir di masa mendatang.

"Banjir ini secara alamiah terjadi akibat kerusakan alam yang dipicu aktivitas ilegal seperti tambang, pembukaan lahan serampangan, dan galian tak berizin," jelas dia.

Baca Juga: BMKG Ingatkan 16 Daerah di Sumsel Berstatus Waspada Usai Hujan Deras

2. Banjir bandang merenggut korban jiwa

Pasca Banjir Besar, Pemda Sumsel Diminta Tegas Soal Alih Fungsi Hutan(Gubernur Sumsel Herman Deru bersama Bupati Lahat Cik Ujang saat memantau banjir bandang di Lahat) IDN Times/Istimewa

Deru menilai, kerusakan alam sudah tahap memprihatinkan jika sampai merenggut korban jiwa. Peristiwa banjir bandang di Lahat dan Musi Rawas telah memakan korban jiwa dan kerugian materi masyarakat.

Pemerintah kabupaten dan kota diminta memikirkan rencana penanganan wilayah hulu sungai untuk reklamasi dan reboisasi. Sanksi tegas harus diberikan kepada masyarakat maupun perusahaan yang lalai menjaga lingkungan.

"Banyak juga aktivitas tambang ilegal. Apalagi banyak pelaku pertambangan ilegal yang bukan berasal dari Sumsel," jelas dia.

3. Lahan seluas 700 ribu ha di Sumsel sudah kritis

Pasca Banjir Besar, Pemda Sumsel Diminta Tegas Soal Alih Fungsi Hutanilustrasi reboisasi(pexels.com/id-id/wdnet)

Kepala Dishut Sumsel, Panji Tjahjanto, membenarkan kerusakan hutan di Bumi Sriwijaya terutama di wilayah hulu sungai. Total keseluruhan wilayah hutan di Sumsel mencapai 3,4 juta hektare (Ha), dengan total lahan rusak kritis mencapai 700 ribu Ha.

"Tutupan hutan hanya sekitar 17 persen. Itu sangat tidak ideal. Upaya penanaman kembali dan pencegahan alih fungsi hutan terus kita lakukan," jelas dia.

Baca Juga: Panen Tinggal Hitungan Hari, Sawah dan Kebun di Lahat Tersapu Banjir

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya