Organ Tunggal Menjadi Tempat Peredaran Narkoba Terbanyak di Sumsel

Sumsel tempati nomor 2 penyalahgunaan narkoba nasional, lho!

Palembang, IDN Times - Direktrorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Sumatra Selatan (Sumsel)  mengungkapkan, Bumi Sriwijaya menjadi tempat transit dan pasar peredaran narkotika.

Dari data tahun 2019 lalu, Sumsel menempati peringkat kedua penyalahgunaan narkotika secara nasional setelah Sumatra Sumut (Sumut). Angka penyalahgunaan narkoba yang tinggi sejalan dengan budaya yang salah di masyarakat. Menurut Dirnarkoba Polda Sumsel, Kombes Pol Heri Istu, penggunaan narkotika oleh masyarakat cenderung meningkat saat hajatan.

"Sumsel menjadi pasar karena ada budaya yang salah tadi. Saat hajatan resmi, ketika ada anak-anak, perempuan, atau orang biasa, mereka mengonsumsi narkotika. Dalam hajatan resmi mereka asik joget triping," ungkap Heri Istu, Rabu (2/2/2022).

1. Orgen Tunggal jadi siklus peredaran narkotika

Organ Tunggal Menjadi Tempat Peredaran Narkoba Terbanyak di SumselPolda Sumsel gagalkan penyelundupan 16 kilogram sabu dari Aceh ke Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Penggunaan narkotika saat hajatan mengakibatkan efek buruk ke masyarakat. Untuk mulai mengurangi dalam budaya yang telah mengakar itu, pihak kepolisian bersama Pemda melarang diadakannya Orgen Tunggal (OT) hingga larut malam.

"Orang yang sadar (bukan pengguna) lihat orang (joget triping) merasa asik. Akhirnya mereka coba-coba. Makanya OT sebetulnya tidak boleh karena menjadi siklus penggunaan narkotika," ungkap Istu.

Baca Juga: Polda Sumsel Ungkap Peredaran Sabu 16 Kilo Asal Myanmar

2. Warga miskin penuhi kebutuhan konsumsi narkotika dengan berbuat kriminal

Organ Tunggal Menjadi Tempat Peredaran Narkoba Terbanyak di SumselPolda Sumsel gagalkan penyelundupan 16 kilogram sabu dari Aceh ke Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Toni Harmanto, menunjukkan rasa keprihatinan yang sama atas peredaran narkotika di wilayah hukumnya. Penggunaan narkotika di wilayah Sumsel sejauh ini tercatat masuk hingga grassroot (akar rumput).

"Kita prihatin jika peredaran narkoba sudah sampai grassroot. Mereka yang memiliki ekonomi lemah sudah terjebak dan akhirnya menjadi pencandu. Pada akhirnya saat mereka tidak punya uang dalam keadaan addict, mereka akan berbuat tindak kriminal," ungkap Toni.

3. Semua profesi bisa terlibat penyalahgunaan narkotika

Organ Tunggal Menjadi Tempat Peredaran Narkoba Terbanyak di SumselIlustrasi daun ganja, pengedar ganja (IDN Times/Arief Rahmat)

Toni menilai, kekhawatiran ini sangat beralasan. Selain usaha Polri memberantas tindak pidana narkotika, nyatanya banyak anggota penegak hukum yang terjebak penyalahgunaan.

Tak hanya polisi, beberapa waktu lalu Ditresnarkoba Polda Sumsel mengamankan penyelundupan ganja asal Aceh sebanyak 15 kilogram oleh seorang jurnalis asal Yogyakarta.

"Orangtua cemas melihat anak-anak kita. Anggota kita terlibat narkotika yang marak. Kita harap ada tambahan anggaran untuk memerangi narkotika," tutup dia.

Baca Juga: 15 Kilo Sabu Digagalkan Masuk Sumsel Lewat Tol

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya