Menakar Keselamatan Pariwisata Sumsel dan Murahnya Membuat Destinasi

Klaim perbaikan pengelolaan pariwisata diikuti prosedur K3

Palembang, IDN Times - Aspek keselamatan dalam dunia pariwisata harus menjadi prioritas semua pihak mulai dari pemerintah, pengelola industri, hingga masyarakat. Terlebih saat ini peminat industri pariwisata di Sumsel kembali meningkat pasca pandemik COVID-19.

Progres meningkatnya industri pariwisata di Sumsel diakui Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sumsel, Herlan Asipudin. Hal ini dibarengi dengan kesadaran akan keselamatan di bidang pariwisata.

"Keselamatan menjadi unsur pertama yang harus diperhatikan, nomor satu. Di balik itu, kita juga memastikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) semakin meningkat, dengan mengimbau dan memberikan ilmu bagi pelaku industri untuk memastikan K3 tersebut terlaksana," ungkap Herlan kepada IDN Times, Sabtu (4/11/2023).

Baca Juga: Tradisi Mandi Bongen Telan Korban, 2 Bocah Tenggelam di Sungai Musi

1. Catatan buruk pariwisata soal standar keselamatan

Menakar Keselamatan Pariwisata Sumsel dan Murahnya Membuat DestinasiIlustrasi pariwisata (IDN Times/Arief Rahmat)

Pariwisata alam di Sumsel menjadi andalan untuk ditawarkan kepada wisatawan di dalam dan luar. Wilayah Sumsel bagian barat memiliki potensi pariwisata alam yang indah dan digemari masyarakat seperti danau, gunung, air terjun, curup, hingga arung jeram.

Dari potensi tersebut ada beberapa catatan insiden kecelakaan di dunia pariwisata yang masih terjadi. Awal 2023, seorang pengunjung pariwisata di Danau Ranau meninggal dunia karena tenggelam. Penyebabnya karena unsur keselamatan yang tak memadai tanpa life jacket dari pengelola.

Ada juga kasus serupa paling anyar pada September 2023, ketika seorang bocah laki-laki tewas  tenggelam di lokasi wisata Sungai Batu Ampar, Kecamatan Lengkiti, Ogan Komering Ulu (OKU).

Saat itu korban bersama keluarganya pergi berlibur, dan korban tenggelam karena kurangnya pengawasan. Pada 2022, kasus serupa sempat terjadi di objek wisata air terjun Curup Mangkok Pagar Alam, ketika pemuda asal Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) tenggelam.

Ketiga contoh tewasnya wisatawan di tempat pariwisata terjadi karena lemahnya pengawasan dan kurangnya penerapan standar keselamatan. Upaya perbaikan diklaim terus dilakukan di tengah gairah pariwisata.

"Semakin lama semakin baik industri pariwisata. Kita selalu memberikan arahan dan ilmu tentang keselamatan pariwisata. Apalagi saat ini pengelola pariwisata (terhubung) lewat WhatsApp, jadi bisa kita berikan pendampingan," ungkap dia.

Baca Juga: Turis Asal Inggris Hilang di Perairan Mentawai Sumbar 

2. Klaim standar dan pengawasan tempat pariwisata

Menakar Keselamatan Pariwisata Sumsel dan Murahnya Membuat DestinasiKetua GIPI Sumsel, Herlan Aspiudin (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Menyikapi kasus keselamatan, Herlan mengaku, pengelola pariwisata diberikan imbauan untuk benar-benar mementingkan unsur K3. Terlebih jika pariwisata yang ada menggunakan konstruksi khusus seperti kasus pecahnya jembatan kaca The Geong di hutan pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas.

"Antisipasi itu memang harus. Kalau dia berbentuk kontruksi, harus ada penilaian dari dinas teknis. Kekuatan kontruksi harus diperhatikan semua, agar pengelola tidak asal-asal membuat wisata baru," jelas dia.

Herlan mencatat saat ini ada sekitar 78 pariwisata andalan di Sumsel, 10 di antaranya merupakan pariwisata baru. Wisata air menjadi favorit masyarakat, sehingga pelaku industri banyak fokus membuat wisata baru dengan konsep alam dan air.

"Tempat yang tadinya biasa dapat dibuat menjadi objek wisata. Tidak perlu pembangunan fisik yang mahal-mahal, dengan sentuhan sedikit saja suatu tempat bisa menghasilkan uang. Ini uniknya pariwisata, tanpa investasi besar saja bisa jadi, tetapi tetap unsur keselamatan paling penting dilakukan," jelas dia.

Baca Juga: 1 Keluarga Diseret Ombak Pantai Panjang Bengkulu, 4 Orang Tewas

3. Disbudpar Sumsel jalankan konsep Sapta Pesona untuk pariwisata

Menakar Keselamatan Pariwisata Sumsel dan Murahnya Membuat DestinasiKadisbudpar Sumsel Aufa Syahrizal (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Sumsel, Aufa Syahrizal mengatakan, unsur keselamatan menjadi prioritas dalam dunia pariwisata. Pemda sebagai pengelola kebijakan mendorong agar pemilik objek wisata menyediakan fasilitas 3A berupa Amenitas, Aksesibilitas, dan Atraksi. Ketiga hal tersebut dapat memberikan kepuasan, kenyamanan para wisatawan, sekaligus perlindungan bagi wisatawan.

"Sebagaimana yang telah kita lakukan selama ini, setiap tahun selalu melaksanakan program pembinaan melalui pelatihan kepada para pelaku pariwata," jelas dia.

Konsep Sapta Pesona yang menampilkan keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, dan keramahtamahan serta kenangan, diwujudkan ke setiap destinasi wisata di Sumsel. Selain memberikan rasa nyaman, wisatawan pula diberikan keselamatan.

"Semua itu untuk menjadikan setiap destinasi wisata menjadi menarik dan memberikan kemudahan bagi wisatawan," jelas dia.

4. Sanksi hukum diserahkan ke aparat penegak hukum

Menakar Keselamatan Pariwisata Sumsel dan Murahnya Membuat DestinasiIlustrasi sanksi. (DJPb)

Menurut Aufa, keselamatan pariwisata tak bisa hanya mengandalkan mitigasi dari pengelola dan pemerintah. Meski dirinya mengakui masih ada kekurangan dalam pemenuhan prinsip 3A, juga ada faktor kelalaian dari wisatawan itu sendiri yang tidak mematuhi aturan.

"Memang ada beberapa destinasi wisata di daerah yang belum mampu memenuhi prinsip 3A, karena berbagai situasi dan kondisi kemampuan daerah," jelas dia.

Untuk itu, dalam mengimplementasiksn K3 tersebut, Disbudpar melibatkan stakeholders terkait di lokasi-lokasi wisata untuk memastikan standar keamanan berjalan sesuai yang diinginkan.

"Selalu ada koordinasi dalam mengimplementasikan K3 dengan multi stakehokders yang tentunya berhubung kait dengan pengembangan destinasi wisata," jelas dia.

Meski kasus kelalaian wisatawan dan kelalaian pengelola wisata kerap terjadi, Aufa menilai tak pernah ada sanksi yang diberikan. Sebab wewenang pemberian hukum di luar wewenang pihaknya.

"Sampai saat ini kita belum pernah memberikan sanksi, namun kita senantiasa memberikan peringatan dan imbauan bagi pengelola destinasi untuk memperhatikan dan menerapkan Sapta Pesona tadi," tutup dia.

Baca Juga: Sumsel Garap Wisata Halal, Disbudpar Sajikan Konsep Sapta Pesona

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya