Marak Hoaks Penculikan di Sumsel, Khawatiran Berujung Persekusi

Kabar penculikan anak mendorong orangtua lebih waspada 

Palembang, IDN Times - Kabar penculikan anak menjadi tren dan mengkhawatirkan bagi orangtua di Sumatra Selatan (Sumsel). Tiga pekan terakhir muncul isu dan narasi soal penculikan anak yang berkembang melalui media sosial (Medsos).

Berbagai pesan berantai diteruskan dari satu gawai ke gawai lain tanpa validasi terlebih dahulu. Dari satu sisi, orangtua lebih aware dalam menjaga anaknya. Namun di sisi lain kasus ini justru menjadi bahan provokasi.

Rizki Fadjar (30) merupakan salah satu orangtua di Palembang yang khawatir dengan isu penculikan anak. Dirinya tak menampik banyak teman-temannya juga khawatir tentang kebenaran isu tersebut.

"Sejak awal tahun memang ramai informasi di medsos soal penculikan anak-anak. Di WhatsApp misalnya, pesan penculikan di sekolah, komplek perumahan menyebar, jadi cerita antar orangtua," ungkap Rizki Fadjar kepada IDN Times, Jumat (9/2/2023).

Baca Juga: Diduga Culik Anak, Warga Muratara Mengamuk dan Hancurkan Mobil

1. Orangtua lebih cepat menjemput anak di sekolah

Marak Hoaks Penculikan di Sumsel, Khawatiran Berujung PersekusiIlustrasi anak-anak (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Rizki menilai, dirinya khawatir sejak ramai isu dan narasi penculikan anak. Meski dari pihak sekolah sudah memperketat pengawasan, namun dirinya tetap waspada dengan menjemput anak lebih cepat dari jadwal biasanya.

"Saya menjemput anak lebih cepat. Tadinya kadang telat 15 menit, jadi lima menit sebelum keluar kelas sudah di lokasi," ungkap dia.

Meski sudah mengetahui cerita penculikan anak adalah hoaks, ia menilai ada sisi positif yang dapat diambil orangtua. Seperti lebih waspada dalam menjaga anaknya.

"Pihak sekolah juga lebih tanggap. Sekarang kalau bukan keluarga yang menjemput tidak boleh, kecuali sudah ada koordinasi dengan sekolah. Dan sekolah pun memastikan utamanya guru menunggu anak didik dijemput oleh orangtua," jelas dia.

Baca Juga: Marak Kasus Penculikan Anak di Palembang, Kapolrestabes: Awas Hoaks

2. Orangtua mendapat imbauan dari Disdik

Marak Hoaks Penculikan di Sumsel, Khawatiran Berujung PersekusiIlustrasi anak-anak (IDN Times/Besse Fadhilah)

Senada dikatakan Irwan (39), warga Kalidoni Palembang, mengakui jika dirinya mendapat imbauan dari pihak sekolah agar lebih waspada menghadapi ancaman penculikan anak. Pihak sekolah membagikan surat edaran dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang, salah satu poinnya memastikan orangtua mengantar dan menjemput anaknya.

"Sudah dapat surat edaran itu. Cuma kalau dari kebijakan sekolah tidak ada yang berubah, sama seperti sebelum kasus penculikan terjadi. Sebagai orangtua kita jadi waspada," jelas dia.

3. Disdik ingatkan anak agar tak mudah percaya orang baru

Marak Hoaks Penculikan di Sumsel, Khawatiran Berujung PersekusiIlustrasi Penculikan (Tawanan) (IDN Times/Mardya Shakti)

Disdik kota Palembang telah mengeluarkan surat menyikapi maraknya narasi penculikan anak didik. Surat bernomor 420/ 0385/DISDIK/2023 ditujukan untuk mencegah kasus penculikan terhadap siswa sekolah mulai dari TK, SD, dan SMP.

"Pihak sekolah diminta lebih aktif mengawasi saat jam pulang," ungkap Kepala Disdik Palembang, Ansori.

Menurutnya, terdapat delapan poin dirumuskan mencegah penculikan anak. Salah satu poin surat tersebut juga mengajak orangtua siswa bersama-sama mencegah penculikan, dengan lebih cepat menjemput anaknya sebelum jam pelajaran berakhir.

"Selain itu, anak-anak juga diminta tidak mudah percaya saat ketemu orang baru," jelas dia.

4. Disdik minta hoaks penculikan dihentikan

Marak Hoaks Penculikan di Sumsel, Khawatiran Berujung PersekusiIlustrasi hoaks (IDN Times/Sukma Shakti)

Demi menekan kabar hoaks menyebar di masyarakat, Satgas Disdik Kota Palembang telah meminta kepada guru agar bijak menggunakan media sosial sehingga tidak menyebarkan berita bohong.

"Kalau belum pasti kabar apa itu jangan langsung disebar, karena membuat orangtua cemas," kata dia.

5. Isu penculikan berujung persekusi

Marak Hoaks Penculikan di Sumsel, Khawatiran Berujung Persekusiilustrasi kekerasan (IDN Times/Nathan Manaloe)

Isu penculikan anak yang marak di Sumsel menimbulkan korban persekusi. Lima orang pedagang pakaian asal Garut, Jawa Barat (Jabar) diamuk massa. Kelima korban yakni YM (51), LWR (30), DW (49), TL (47), dan AE (48), jadi bulan-bulanan warga Musi Rawas Utara (Muratara). Tak hanya digebukin warga, mobil mereka dirusak dan barang dagangannya dijarah, Senin (6/2/2023) lalu.

Kasus ini bermula dari kabar hoaks yang menyebar dari warga ke warga. Awalnya dua orang pedagang turun dari mobil menawarkan dagangan. Karena seorang warga melihat dua orang korban mendekati anak-anak, mereka pun meneriaki mereka penculik.

Karena cemas dituduh pelaku penculikan, kedua korban lansung naik ke mobil. Mereka cemas melihat banyak warga yang keluar rumah dan pergi karena takut dikejar massa.

"Masyarakat terprovokasi dengan isu penculikan yang beredar luas di masyarakat," ujar Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi.

Para korban yang ketakutan melarikan diri ke arah Desa Sukaraja Muratara. Kepala desa Terusan tempat awal para korban berhenti, tersebar pesan pelaku penculikan anak melarikan diri ke arah Sukaraja.

"Sekitar pukul 11.00 WIB, mobil yang dikendari korban diberhentikan warga. Para korban diinterograsi lalu dibawa ke kantor desa," jelas dia.

Polisi memastikan tak menemukan indikasi para korban akan melakukan penculikan anak dan murni mau berdagang. Saksi yang ada di lokasi pun tidak bisa membuktikan jika para korban akan melakukan penculikan. Ketika mobil tersebut dihentikan pun, warga tidak menemukan ada anak yang dibawa oleh diduga pelaku.

"Informasi yang kita dapatkan bahwa hasil pemeriksaan empat unit ponsel milik terduga pelaku penculikan anak, tidak ditemukan indikasi percakapan maupun chat mengarah pada kegiatan pidana dalam hal ini penculikan," jelas dia.

Polisi masih mendalami kasus persekusi ini. Pihaknya tak menampik akan menindak pelaku persekusi tersebut. Supriadi pun meminta warga untuk tidak mudah terprovokasi dengan kabar hoaks.

"Setelah dilakukan gelar perkara dengan memintai beberapa keterangan baik saksi hingga terduga pelaku, dan hasilnya hoaks," tutup dia.

Baca Juga: Bukan Penculik, 5 Warga Asal Garut Ternyata Pedagang Jaket Keliling

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya