Kepsek SMA Kumpulkan Siswa Sekelas; Disuruh Jongkok Lalu Ditampar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ogan Ilir, IDN Times - Video seorang Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan, Ogan Ilir (OI), menampar puluhan siswa. Video pendek berdurasi enam detik itu memperlihatkan kepala sekolah menampar wajah siswa dan siswi di pinggir lapangan.
Terkait penamparan itu, 32 orang diminta berjongkok dan ditampar satu per satu. Kasus ini bermula dari laporan ada siswa yang merokok di dalam kelas. Namun saat sang guru mengonfirmasi hal tersebut, tak ada siswa dan siswi yang berani menunjukkan siapa siswa yang merokok tersebut.
"Kalau saya benar-benar tidak tahu siapa yang merokok. Tapi kami satu kelas kena hukuman semua. Saya keberatan karena tidak tahu apa-apa," ungkap seorang siswa yang enggan menyebutkan namanya, Jumat (16/9/2022).
Baca Juga: Warga di Sekitar Semburan Minyak Tambang Ilegal Dievakuasi
1. Kepala sekolah akui hukuman untuk mendidik
Kepala sekolah SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan OI, Masnawati, tak membantah video yang beredar tersebut. Menurutnya hukuman itu dilakukan untuk memberikan pelajaran kepada para siswa dengan tujuan mendidik.
"Saya mendapatkan laporan dari seorang guru karena ada yang makan di kelas, sampahnya berantakan. Ada yang merokok, kemudian menendang meja saat jam pelajaran," beber dia.
Baca Juga: Dukung Petani Punya Mesin, Bank Sumsel Babel Permudah Taxi Alsintan
2. Para siswa dianggap provokasi guru
Sebagai kepala sekolah, Masnawati sudah sempat bertanya baik-baik kepada siswanya. Namun saat dirinya memeriksa langsung, tidak ada satu pun siswa di kelas itu yang mengaku.
"Begitu ditanya siapa yang menendang meja, mereka malah menyebut perkataan awas ada mata-mata yang ditujukan kepada guru mereka," ujar dia.
3. Orangtua korban bawa kasus penamparan ke polisi
Pitung, seorang wali murid tak terima anaknya dipukul. Ia bersama wali murid lain akan membawa kasus ini ke jalur hukum. Mereka menilai perbuatan kepala sekolah sudah di luar batas.
"Setelah diskusi dengan sejumlah orang tua siswa lain, kami sepakat melaporkannya ke polisi. Kami berharap yang bersangkutan dapat diberhentikan," tutup dia.
Baca Juga: 5 Warga Muba Disandera Polisi Gadungan, Pelaku Minta Tebusan