Kenalkan Purun, Rumput Gambut yang Bisa Disulap Menjadi Produk Ekspor

Kini, saatnya hasil kerajinan warga Pedamaran naik kelas

Ogan Komering Ilir, IDN Times - Purun atau tanaman jenis rumput, ternyata memiliki nilai jual cukup tinggi jika dimanfaatkan dengan baik. Seperti yang dilakukan Median Sefnat Sihombing, desainer sekaligus CEO PT Eco Fesyen Indonesia.

Ia memanfaatkan tanaman yang tumbuh subur di lahan gambut, disulap menjadi ragam kerajinan hingga menciptakan industri fesyen. Pasarnya tak main-main, ia menarget Benua Eropa sebagai sasaran.

"Tujuan kita menciptakan produk gaya hidup agar dikenal luas. Kita ingin memasarkan hasil Purun ke luar Ogan Komering Ilir (OKI), luar Sumatra Selatan (Sumsel), hingga ke pasar global," ungkapnya, Senin (7/6/2021).

Purun bisa diolah untuk produk tertentu. Sebut saja kotak tisu, sandal, dan cermin. Bahkan produk fesyen yang lagi tren di saat pandemik seperti masker, juga bisa dibuat dari Purun.

1. Anak muda desa diharapkan tidak lagi ke kota

Kenalkan Purun, Rumput Gambut yang Bisa Disulap Menjadi Produk EksporDesainer sekaligus CEO PT Eco Fesyen Indonesia, Median Sefnat Sihombing (IDN Times/Rangga Erfizal)

Median menjelaskan, Purun selama ini hanya dimanfaatkan sebagai produk tikar. Produk tersebut dihasilkan dari budaya panjang para leluhur masyarakat OKI. Namun ke depan, pihaknya berupaya menjadikan produk-produk dengan desain terbaik agar mudah dilirik oleh fashionista.

"Kita juga melibatkan anak muda OKI untuk memanfaatkan purun menjadi barang-barang berkualitas tinggi. Anak-anak muda bisa menjadi pengrajin purun di desa, ketimbang harus ke kota," ujar dia.

Baca Juga: Manfaatkan Getah di Warna Kain Gambo, Muba Raih Penghargaan Nasional 

2. Butuh waktu lima tahun membangun industri fesyen purun

Kenalkan Purun, Rumput Gambut yang Bisa Disulap Menjadi Produk EksporTikar dari tanaman gambut purun (IDN Times/Rangga Erfizal)

Median menambahkan, dirinya ingin menjadikan purun agar bisa ditenun sebagai kain maupun baju. Ia meyakini purun dapat naik kelas, dari yang tadinya hanya dipandang sebelah mata dan murah, bakal menjadi produk bernilai jual tinggi.

"Kita akan menggandeng brand dari luar, karena beberapa kali saya membawa purun ke pameran di luar negeri. Hasilnya mereka tertarik. Tetapi memang perlu waktu untuk membangun industri ini. Saya pikir bisa lima tahun, saya ingin membangun fashion," ujar dia.

Baca Juga: Manfaatkan Purun, Cara Warga Pedamaran Cegah Karhutla di Lahan Gambut

3. Bangun industri fesyen yang berkelanjutan

Kenalkan Purun, Rumput Gambut yang Bisa Disulap Menjadi Produk EksporDesainer sekaligus CEO PT Eco Fesyen Indonesia, Median Sefnat Sihombing (IDN Times/Rangga Erfizal)

Menurutnya, penggunaan Purun sebagai bahan fashion merupakan bentuk kepedulian dalam memanfaatkan hasil alam. Diharapkan, hal ini dapat menjadi salah satu upaya mitigasi perubahan iklim melalui kegiatan konservasi purun.

Hal ini juga diyakini dapat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar lahan gambut.

"Alasan saya melirik OKI karena masih banyak purun. Kalau industrinya bisa berjalan, kita tidak takut bahan bakunya. Saya berkomitmen memajukan purun dan menjadikan fashion berkelanjutan," jelas dia.

4. Pemkab OKI akui selama ini sulit mencari pasar purun

Kenalkan Purun, Rumput Gambut yang Bisa Disulap Menjadi Produk EksporTikar dari tanaman gambut purun (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian OKI, Herliansyah Hilaluddin mengungkapkan, pihaknya tentu mendukung upaya pengenalan purun ke dunia luar. Menurutnya, kerajinan asal Desa Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran Timur, kurang terkenal lantaran sulit mendapat pasar yang jelas.

"Ini sangat menggairahkan bagi pelaku usaha. Dengan adanya bimbingan dari desainer dan pelatihan, mereka akan termotivasi dan menjadikan purun sebagai kesenian bernilai tinggi, tidak hanya sebatas menjadi tikar," ungkap dia.

Herliansyah mengakui, selama ini purun yang telah dibuat masyarakat di kawasan Pedamaran hanya dijual saat event dan pameran. Pihaknya berharap, mentor kesenian purun bisa mengarahkan produk dengan kualitas yang lebih baik dan dilirik sebagai produk ekspor.

"Bahkan Bupati telah menyetujui purun sebagai salah satu kearifan lokal yang wajib dipakai oleh masyarakat lewat SE nomor 1 tahun 2020. Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah mendukung industri kreatif yang ada di sini," tutup dia.

Baca Juga: Cara Petani Manfaatkan Gambut, Pasarkan Beras Hitam via Online

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya