Kelamin Bocah Laki-Laki di Lahat Terpotong Saat Sunatan Massal 

Korban jadi trauma karena kepala kelaminnya terpotong

Palembang, IDN Times - Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) berinisial AFK (8) asal Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan, harus menanggung beban seumur hidup karena alat vitalnya terpotong saat sunatan massal di Desa Masam Bulau, Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, Selasa (17/10/2023).

Setelah tahu anaknya menjadi korban malpraktik, Alex (34) membawa kasus ini ke jalur hukum dan melaporkan peristiwa itu ke Polda Sumsel, Rabu (29/11/2023).

"Pada saat mengikuti sunatan massal, alat kelamin korban ini ikut terpotong," ungkap kuasa hukum korban, Fitriyadi, Kamis (30/11/2023).

Baca Juga: Bayi Meninggal Usai Diambil Darah, Bidan Desa Dilaporkan ke Polisi

1. Kepala alat kelamin korban terpotong

Kelamin Bocah Laki-Laki di Lahat Terpotong Saat Sunatan Massal Ilustrasi daerah alat kelamin laki-laki (IDN Times/Mardya Shakti)

Cerita bermula saat kabar ada sunatan massal di wilayah Tanjung Sakti. Orang tua korban mendaftarkan anaknya sebagai peserta sunatan massal. Selesai mengikuti sunatan massal, korban mengeluh mengalami rasa sakit di bagian vital.

"Yang terpotong itu bagian kepala alat kelamin. Kami masih menyimpan sisa bagian yang terpotong itu," jelas dia.

Baca Juga: Diduga Malpraktik, Perut Bocah 7 Tahun Keluar Nanah Pasca Operasi

2. Keluarga tak mendapat penjelasan

Kelamin Bocah Laki-Laki di Lahat Terpotong Saat Sunatan Massal unsplash.com/Daria Nepriakhina

Pihak keluarga sempat menanyakan kondisi bocah tersebut usai kelaminnya terpotong. Berbagai upaya mediasi telah dilakukan, namun tak kunjung ada tindak lanjut dari pihak penyelenggara.

"Mereka juga tidak menyampaikan secara spesifik kenapa alat kelamin anak ini bisa terpotong, tetapi mereka berkata bahwa tidak ada efek jika alat kelamin yang terpotong itu," tutur Fitri.

3. Khawatir berdampak pada kesehatan korban

Kelamin Bocah Laki-Laki di Lahat Terpotong Saat Sunatan Massal ilustrasi alat kelamin pria (IDN Times/Mardya Shakti)

Pihak keluarga merasakan perubahan perilaku korban usai kejadian ini. AFK mengalami trauma secara psikologis karena sering marah-marah dan menyendiri.

"Kami takut kejadian ini akan semakin parah. Anak ini juga kesusahan saat buang air kecil karena ujung kelaminnya sudah terpotong," kata Fitri.

Fitri mengkhawatirkan akan timbul permasalahan medis lain dari kasus ini, seperti penyempitan saluran kemih. Pihak keluarga telah berkonsultasi mengenai kondisi anaknya ke RS di Palembang.

"Takutnya kasus ini berdampak ke ginjal korban. Dari hasil konsultasi juga dikatakan jika alat kelaminnya tidak bisa disambung," tutup dia.

Baca Juga: Keluarga Bayi Terpotong Jari Terima Rp250 Juta dari Perawat dan RS

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya