Anak Korban Bus Maut Sriwijaya Dinikahkan Dihadapan Jasad Sang Ayah 

Bupati dan Wabup Banyuasin hadiri pemakaman dan pernikahan

Banyuasin, IDN Times - Suka bercampur duka, nampak di salah satu rumah warga Desa Prajen, Kecamatan Banyuasin 1, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel). Betapa tidak, karena keluarga yang jadi penghuni rumah itu lagi diselimuti dua peristiwa yang membikin haru. 

Si pemilik rumah, Warsono, merupakan satu korban dari kecelakaan bus maut Sriwijaya Ekspress di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Pagaralam, pada Senin (23/12) malam lalu.

Setelah keluarga korban Warsono mengetahui kejadian itu dan telah membawa jenazahnya ke Desa Prajen, belum langsung dikebumikan. Namun, dihadapkan pada prosesi pernikahan anaknya.

Korban Warsono yang diketahui Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDIP Banyuasin 1 itu, memang ingin pulang dari Bengkulu untuk menghadiri pernikahan anaknya. Memang korban tetap bisa hadir di momen tersebut, namun sudah dalam kondisi terbujur kaku tak bernyawa lagi. 

Proses bahagia dan duka itu dibagikan dari akun Facebook, Listiyo Rini Sukardi. 

"Akad nikah di samping almarhum bapak dan adik. Yang sabar keluarga dan Pipit (Anak korban yang menikah). Surga Allah buah dari kesabaran pipit dan keluarga pakde Warsono," unggah Listiyo, Rabu (25/12).

1. Bupati dan Wakil Bupati Banyuasin turut menghadiri pernikahan anak korban Warsono

Anak Korban Bus Maut Sriwijaya Dinikahkan Dihadapan Jasad Sang Ayah Menikah di samping jasad orang tua (IDN Times/Istimewa)

Momen duka dan bahagia dari keluarga korban Warsono tersebut, juga dirasakan Bupati Banyuasin, Askolani dan Wakil Bupati, Slamet Sumosentono, yang turut menjadi saksi pada pernikahan anak korban.

Pasangan mempelai pria dan wanita yang berada di samping jasad korban Warsono itu, akhirnya dinyatakan sah setelah melewati prosesi pernikahan. Tak lama berselang, tangisan dari keluarga dan anak korban langsung pecah.

"Kita doakan bersama semoga almarhum mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ungkap Askolani.

Baca Juga: Evakuasi Korban, Ada 8 Anak-anak Tewas Terjebak dalam Bus Sriwijaya 

2. Ayah dari Sopir bus maut Sriwijaya punya firasat lain

Anak Korban Bus Maut Sriwijaya Dinikahkan Dihadapan Jasad Sang Ayah Ferri sopir bus naas semasa hidup (IDN Times/Istimewa)

Sementara terpisah, Jalaluddin (55), ayah dari sopir Bus Sriwijaya, Ferri Afrizal, menuturkan, masih belum percaya dengan kejadian yang menimpa anaknya. Karena, Ferri baru saja pamit dengan gelagat yang tak biasa kepada sang ibu.

"Waktu pamit kerja hari minggu lalu, sampai empat kali dia izin sama ibunya. Itu yang agak aneh, karena biasanya cukup satu kali saja," tutur Jalaluddin.

Dalam percakapan terakhir dengan ibunya, jelas Jalaluddin, anaknya pamit seakan-akan ingin pergi jauh. Hanya saja sang ibu tidak menyadari maksud anaknya itu saat komunikasi terakhir, Minggu (22/12).

"Dia bilang, Mak pamit ya. Mungkin aku tidak pulang. Tapi saat itu ibunya berpikir kata-kata itu berarti pulangnya mungkin agak lama. Ya, tapi tetap saja perasaan cemas itu ada," jelas dia.

Baca Juga: Investigasi KNKT, Ternyata Usia Bus Sriwijaya lebih dari 20 Tahun

3. Rencana Ferri untuk pindah kerja tak kesampaian

Anak Korban Bus Maut Sriwijaya Dinikahkan Dihadapan Jasad Sang Ayah Rumah duka tempat sopir bus Sriwijaya Ekpress (IDN Times/Istimewa)

Jalaluddin melanjutkan, Ferri sendiri sudah bekerja sebagai sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) sejak 15 tahun lalu. Almarhum Ferri juga sempat mengungkapkan ingin pindah pekerjaan. 

"Memang dia kerjanya sopir. Sering juga keluar kota. Pernah beberapa kali pindah perusahaan juga. Ini saja sebenarnya sudah mau pindah. Waktu itu melamar pekerjaan dan rencananya awal tahun baru akan kerja di tempat yang baru," tandas dia.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb 

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya