DLHK Palembang Mengakui 38 Bank Sampah Belum Optimal

Kesadaran dan konsistensi masyarakat dinilai jadi penyebab

Palembang, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Palembang rutin mengevaluasi manfaat bank sampah yang tersebar di sejumlah kecamatan. Saat ini, Palembang sudah memiliki sekitar 30 bank sampah yang didirikan dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) beberapa perusahaan, serta bank sampah mandiri yang dikelola masyarakat setempat.

"Memang manfaatnya belum optimal karena kesadaran warga untuk mengelolanya belum konsisten. Tapi ke depan, bank sampah diupayakan mandiri stimulasi pemerintah agar bermanfaat dan menghasilkan uang dari daur ulang," ujar Kepala DLHK Palembang, Ahmad Mustain kepada IDN Times, Minggu (8/10/2023).

Baca Juga: Pencemaran Mikroplastik, Sebab Ikan di Sungai Musi Sulit Bertahan

1. Produksi sampah capai 0,7 kilogram tiap rumah tangga per hari

DLHK Palembang Mengakui 38 Bank Sampah Belum OptimalIlustrasi sampah. IDN Times/Imam Rosidin

Evaluasi pemanfaatan bank sampah di Palembang sebagai upaya mengurangi produksi sampah harian. Produksi sampah terbanyak berasal dari rumah tangga dengan angka produksi mencpaai 1 ton per hari. Agar angka tersebut turun, Pemerintah Kota (Pemkot) pun akan menyosialisasi fungsi bank sampah secara rutin.

"Berdasarkan data terakhir dari masyarakat Palembang dengan 1,6 jiwa penduduk, setiap hari menghasilkan 0,7 kilogram sampah dengan jumlah setiap hari di angka 1.181 kilogram sampah," kata dia.

Baca Juga: 91 Ton Sampah Cemari Sungai Musi Per Hari, Terbanyak Fiber dan Benang

2. Pemkot Palembang janji bangun PSEL di Keramasan

DLHK Palembang Mengakui 38 Bank Sampah Belum OptimalIlustrasi sampah plastik (IDN Times/Dhana Kencana)

Selain memaksimalkan manfaat bank sampah, Pemkot Palembang juga menjanjikan pembangunan Pengelolaan Sampah untuk Energi Listrik (PSEL) yang sudah menunjukkan titik terang. Rencananya, PSEL di Keramasan akan dibangun PT Indo Green Power dengan listrik yang dihasilkan akan dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Sampah ini tidak hanya berdampak pada manusia, tetapi juga ekosistem di Sungai Musi. Sampah di Sungai Musi bisa mencapai 100 ton per bulan akibat kebiasaan buruk masyarakat," jelasnya.

3. Sungai Musi Palembang terdampak pencemaran lingkungan

DLHK Palembang Mengakui 38 Bank Sampah Belum OptimalDokumen River Cleanup Indonesia

Berdasarkan hasil penyusuran Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN), dampak pencemaran lingkungan dari sampah di Sungai Musi menunjukkan sampel air di sana terkandung kimia yang tinggi, dengan kadar logam berat Mangan dan Tembaga mencapai 0,2 ppm dan 0.06 ppm. Sedangkan standar bakunya tidak boleh melebihi 0,03 ppm.

"Kadar Klorin dan Pospat cukup tinggi hingga 0,16 mg/liter klorin, seharusnya tidak boleh lebih dari 0,03 mg/liter. Sedangkan Pospar juga tinggi mencapai 0.59 mg/liter," ungkap Prigi Arisandi.

Meski Pemkot sudah berupaya maksimal mengatasi produksi sampah, namun warga setempat tetap abai. Kebersihan lingkungan sungai tidak akan tercipta, apalagi sampah yang paling sering banyak diangkut merupakan sampah rumah tangga dengan jenis mikroplastik.

Baca Juga: Proyek PLTSA Sukawinatan Batal di Tengah Jalan, Kok Bisa?

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya