Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Musi Rawas Utara, IDN Times - Kabar memilukan menimpa warga Desa Sungai Jernih Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumsel. Di tengah suka cita umat muslim merayakan Idul Fitri, Suryati (35) warga setempat dikabarkan meninggal dunia pada Rabu (13/4/2024) pukul 18.00 WIB.
Suryati meninggal dunia diduga karena kelaparan. Padahal, saat itu masyarakat tengah memiliki banyak makanan dan minuman di kediaman masing-masing karena merayakan lebaran.
Baca Juga: Polisi Identifikasi Ciri Pelaku Pembunuhan Ibu Anak di Palembang
1. Suami tak bekerja, dua anak Suryati dititip ke panti asuhan
Ilustrasi anak-anak yang hidup dalam kemiskinan. (unsplash.com/Dulana Kodithuwakku) Diketahui Suryati dan suaminya Rudi Putra Mahani (35) selama ini hidup dari meminta-minta untuk mendapatkan makanan. Rudi sebagai kepala keluarga tidak memiliki pekerjaan, dan hanya berharap belas kasihan dari warga untuk makan dan berobat istrinya yang sedang sakit.
Kedua anaknya telah berada di panti asuhan, sebab suami istri itu tak punya biaya untuk menghidupi anak mereka. Tepat saat lebaran, sang istri meninggal dunia dalam kondisi diduga kelaparan di dalam pondok tempat tinggalnya.
Baca Juga: Masyarakat Muratara Rayakan Lebaran dalam Kondisi Banjir
2. Kades sebut keluarga Suryati selalu dapat bantuan
Kabar warga yang meninggal karena diduga kelaparan membuat Yutami, Kades Desa Sungai Jernih angkat bicara. Kades membenarkan jika Suryati dan Rudi adalah keluarga kurang mampu di desanya.
Meski begitu, kata Yutami, keluarga tersebut selalu mendapat perhatian dari pemerintah desa maupun daerah melalui Dinas Sosial Muratara. Menurut Yutami, warganya itu meninggal akibat sakit yang dideritanya bukan semata-mata karena kelaparan.
"Setiap ada bantuan pasti dia kami prioritaskan, baik bansos maupun BLT, dia terus mendapat bantuan," ujarnya, Selasa (16/4/2024).
3. Pemerintah desa sempat bawa Suryati ke bidan
ilustrasi pengobatan (freepik.com/freepik) Kades menambahkan, sebelum meninggal dunia, Suryati sempat dibawa ke rumah bidan desa setempat. Pemerintah Desa Sungai Jernih pun bertanggung jawab, namun nyawa Suryati tak dapat ditolong setelah diberikan penanganan medis.
"Dia dibawa ke rumah bidan, diinfus untuk pertolongan pertama, tapi meninggal setelah diberikan penanganan," ungkapnya.
Selama ini, lanjutnya, Suryati dan Rudi sering berpindah-pindah tempat tinggal dengan mendirikan pondok. Hingga akhirnya meninggal dunia nyaris tidak diketahui oleh warga setempat.
"Dia meninggal kemarin itu hampir tidak ketahuan, karena lagi suasana lebaran juga, warga sibuk untuk tatap muka sesama keluarga," jelasnya.