TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sumsel Masuk 3 Besar Angka Kebutaan Tertinggi karena Katarak

Radiasi sinar UV memicu jumlah penderita lebih banyak

Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam kunjungan kerja di Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Sumatra Selatan (Sumsel) masuk dalam tiga wilayah di Indonesia yang memiliki angka kebutaan tertinggi setelah Jawa Timur (Jatim) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Data tersebut didapat dari analisis Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami). Untuk menekan angka itu, pemerintah memberi bantuan kepada masyarakat operasi katarak gratis bagi 101 warga.

"Meskipun tidak banyak tapi Sumsel menjadi tiga daerah terbanyak yang mengalami kebutaan. Sehingga hal ini menjadi alasan terlaksananya kegiatan ini," ungkap Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, di RSMH Palembang, Jumat (24/11/2023).

Baca Juga: Mensos Minta Pemilih Difabel Diberi Perhatian Khusus untuk Pemilu

1. Kebutaan disebabkan sinar UV

healthgrades.com

Risma menerangkan, faktor georafis menjadi salah satu penyebab tingginya angka kebutaan di Indonesia. Kegiatan operasi katarak diadakan diseluruh wilayah Indonesia untuk mengatasi hal tersebut.

"Tingginya angka kebutaan di Indonesia karena letak geografis. Kebanyakan masyarakat yang tinggal di pantai sehingga efek radiasi UV cukup tinggi," ungkap dia.

Baca Juga: Hak Pasien ODGJ Palembang Mencoblos, RSJ Siap Buka TPS

2. Negara alami kerugian jika ada masyarakat yang buta

drweil.com

Risma menerangkan, kegiatan operasi katarak menjadi prioritas pemerintah untuk meminimalisir dampak kerugian bagi negara. Ketika ada masyarakat yang mengalami kebutaan maka akan menambah beban keluarga.

"Apabila seseorang mengalami kebutaan maka keluarga yang mengurusnya menjadi tidak produktif, dan bisa merugikan negara miliar Rupiah," jelas dia.

Total ada 400 orang pendaftar untuk mengikuti kegiatan operasi katarak hari ini. Hanya saja, Kementerian Sosial (Kemensos) hanya mengakomodir 101 orang peserta setelah melalui screening.

"Mereka tidak lolos screening karena ada sebagian katarak yang belum perlu dilakukan penindakan, serta memiliki riwayat penyakit yang tidak memungkinan untuk dioperasi," jelas dia.

Berita Terkini Lainnya