Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Banyuasin, IDN Times - Bakal Calon Bupati Banyuasin, Slamet Somosentono akan menantang mantan pasangannya Askolani yang juga maju di Pilkada Serentak 2024 mendatang. Politisi senior di Sumsel yang kerap disapa pakde baru saja merayakan ulang tahun ke 74 tahun.
Berikut IDN Times merangkum rekam jejak perjalanan Slamet Somosentono selama sebelum dan sesudah berpolitik, di Banyuasin.
1. Besar di Jawa dan jadi simpatisan PDI
Slamet lahir di Ponorogo, Jawa Timur pada 11 September 1950 silam. Dirinya besar dan mengenyam pendidikan di Pulau Jawa sebelum hijrah ke Pulau Sumatra. Slamet menempuh pendidikan dasar di SD Ponco, Tuban dan lulus pada tahun 1964. Dari Tuban dirinya melanjutkan sekolah menengah pertama (SMP) Santo Thomas Ngawi pada 1967 dan sekolah menengah atas (SMA) 1 Ngawi 1970.
Selepas menempuh pendidikan, Slamet pindah ke Pulau Sumatra. Dirinya bekerja di Panglong Kayu di Kawasan Kota Agung, Tanggamus, Lampung pasa 1971. Setahun bekerja di Lampung, dirinya pun dipindahkan ke Palembang.
Saat itu, dirinya banyak bertemu dengan warga transmigrasi yang baru saja tiba dari Pulau Jawa. Dirinya pun banyak bergaul secara politik dengan orang-orang Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan Gerakan Pemuda Marhaeinis (GPM) sebelum memutuskan tertarik untuk berpolitik.
2. Slamet hijrah dari PDIP ke berbagai parpol
Selepas reformasi, Slamet makin aktif terlibat dalam politik. Dirinya pun bergabung dengan PDI Perjuangan dan terpilih menjadi anggota DPRD Musi Banyuasin sebagai Ketua Komisi A 1999-2003. Selepas pemekaran wilayah menjadi kabupaten baru, Slamet kembali terpilih sebagai ketua DPRD Banyuasin 2003-2004 dan Wakil Ketua DPRD Banyuasin 2004-2009.
Slamet kembali terpilih menjadi anggota DPRD Sumsel periode 2009-2014. Selanjutnya dia terpilih sebagai Wakil Bupati Banyuasin 2018-2023.
Selama bergabung dengan PDIP, Slamet sempat mencicipi posisi Ketua DPC PDIP Musi Banyuasin 2000-2003 dan Ketua DPC PDIP Banyuasin 2003-2009. Selepas 2009, dirinya pun berpisah dengan PDIP usai bergabung dengan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) sebagai ketua DPW Sumsel 2010-2014.
Usai PPRN tak lolos dalam verifikasi KPU pada pileg 2014, Slamet kemudian berlabuh ke Partai Nasdem Sumsel sebagai Wakil Ketua DPW pada 2015. Tak lama di Nasdem, dirinya pun akhirnya berlabuh ke Gerindra sejak 2015 hingga saat ini. Dirinya pun dipercaya menjadi Wakil Ketua DPD Gerindra sebelum akhirnya ditunjuk menjadi Ketua DPC Gerindra Banyuasin.