TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Tradisi Rumpak-Rumpakan Masyarakat Arab Palembang

Tradisi yang tetap lestari berabad-abad di Palembang

Tradisi Rumpak-rumpakan masyarakat Arab di Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Intinya Sih...

  • Warga keturunan Arab di Palembang memiliki tradisi Rumpa-rumpakan saat Idul Fitri
  • Tradisi ini berlangsung selama lebih dari 300 tahun dan melibatkan pendekatan dakwah dan silahturahmi
  • Tradisi rumpakan dilakukan oleh kaum pria setelah salat Id, termasuk sanjo dengan musik gambus dan rebana

Palembang, IDN Times - Warga keturunan Arab di Palembang memiliki tradisi khusus dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Tradisi tersebut kerap disebut Rumpa-rumpakan atau tradisi keliling bersilahturahmi ke rumah keluarga atau tetangga pada awal bulan Syahwal.

Pada hari pertama lebaran, masyarakat akan berkeliling ke rumah tokoh agama, lalu dilanjutkan ke rumah kerabat. Tradisi ini pun erat kaitannya dengan pendekatan dakwah dan silahturahmi yang secara turun-temurun diwariskan.

Berikut rangkuman IDN Times terkait tradisi rumpak-rumpakan masyarakat Arab Palembang.

Baca Juga: PJ Gubernur Sumsel Boyong Keluarga Lebaran di Palembang

1. Tradisi ini dimulai selepas salat Id

Tradisi Rumpak-rumpakan masyarakat Arab di Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Tradisi ini pun dilakukan masyarakat Arab Palembang selama lebih dari 300 tahun. Tradisi ini dimulai pada 1 Syahwal selepas prosesi ibadah salat Idul Fitri. Masyarakat Arab di kawasan 10 Ilir Palembang kerap melakukan tradisi ini yang dipercaya sudah turun temurun dilakukan.

Usai semua rangkaian prosesi ibadah, para jemaah akan mulai tradisi mengitari isi musala untuk saling bermaaf-maafan dengan jemaah yang ada, sambil meresapi makna Idul Fitri. Setelah bermaafan, para jemaah dihidangkan makanan untuk dimakan bersama-sama.

2. Rumpakan diiringi sajian musik khas Timur Tengah

Tradisi Rumpak-rumpakan masyarakat Arab di Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Tradisi rumpakan tersebut hanya diikuti oleh kaum pria dari berbagai usia selepas salat Id. Usai bermaafan para jemaah tak langsung pulang ke rumah. Mereka akan melakukan yang namanya sanjo atau mendatangi rumah warga yang lain.

Dalam tradisi tersebut, perjalanan sanjo itu akan diiringi dengan musik gambus dan rebana dengan tabuhan khas salawatan untuk memberikan pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Dalam tradisi ini para jemaah akan mendatangi rumah yang dituakan terlebih dahulu. Para tuan rumah pun menyiapkan santapan khas lebaran yang bisa dinikmati para jemaah.

Berita Terkini Lainnya