TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BMKG Ingatkan 3 Efek El Nino Saat Puncak Kemarau di Sumsel

Puncak kemarau berlangsung Agustus hingga akhir Oktober 2023

(Ilustrasi kabut asap) ANTARA FOTO/Feny Selly/pras

Palembang, IDN Times - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Sumatra Selatan (BMKG Sumsel) mengingatkan kembali pemerintah daerah terkait El Nino yang mengancam sektor pertanian dan kesehatan. Kondisi ini diprakirakan dapat meningkatkan suhu serta potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Patut diwaspadai ancaman yang berdampak pada kekeringan di wilayah pertanian, meningkatnya potensi karhutla, dan kesehatan. Saat puncak kemarau kualitas udara yang buruk terjadi akibat meningkatnya debu," ungkap Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumsel, Nandang Pangaribowo, Kamis (3/8/2023).

Baca Juga: Sumsel Ditarget Produksi Beras 1 Juta Ton Hadapi El Nino 

Baca Juga: Bendungan dan Irigasi Membaik, Petani Lahat Siap Hadapi El Nino

1. Curah hujan turun hingga 70 persen

Ilustrasi lahan sawah mengalami kekeringan. (ANTARA FOTO/Jojon)

Nandang menerangkan, dari hasil analidis BMKG terjadi perkembangan atsmosfer di wilayah Pasifik khsusnya El Nino dimana statusnya menjadi El Nino moderat. Kondisi ini meningkatkan potensi kekeringan di Indonesia di wilayah Kalimantan dan Sumatra sehingga meningkatkan hotspot (titik panas).

"Kita harus waspada dampak El Nino moderat ini yang artinya potensi tingkat kekeringan akan meningkat. Dampaknya penurunan curah hujan hingga 70 persen," ujar dia.

2. Curah hujan di bawah normal akan terjadi

Ilustrasi kekeringan (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Puncak musim kemarau di Sumsel akan terjadi pada Agustus sampai pertengahan Oktober 2023 mendatang. BMKG menyampaikan ke pemerintah kabupaten, kota, serta provinsi untuk berhati-hati.

Pada puncak kemarau nanti, kabupaten dan kota di Sumsel akan mengalami curah hujan di bawah normal. Artinya hujan kemungkinan turun hujan sangat kecil.

"Misalnya di kota Palembang pada periode yang sama di musim kemarau terjadi antara Agustus hingga September dengan curah hujan 50 mm. Tetapi karena kondisi di bawah normal akan berada di bawah 50 mm," ujar dia.

Baca Juga: BNPB Memperpanjang Operasi Modifikasi Cuaca Mencegah Karhutla

Berita Terkini Lainnya