TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kepala Puskesmas Sabokingking Terancam Dicopot Imbas Aduan Pegawai

Kepala Puskesmas diadukan karena melarang pegawai hamil

Puskesmas Sabo Kingking Palembang (IDN Times/Istimewa)

Intinya Sih...

  • Kasus Puskesmas Sabokingking Palembang ditindaklanjuti Inspektorat, Kepala Puskesmas terancam dicopot.
  • Karyawan meminta pergantian Kepala Puskesmas kepada Penjabat Wali Kota Palembang, menunggu keputusan resmi.
  • Jika pencopotan terjadi, dokter yang dilaporkan akan turun jabatan dan posisinya hanya fungsional sebagai dokter biasa.

Palembang, IDN Times - Kasus Puskesmas Sabokingking Palembang masih ditindaklanjuti pihak Inspektorat. MG yang diadukan pegawainya terancam dicopot sebagai Kepala Puskesmas.

Sebelumnya, Inspektorat Palembang menerima laporan dari puluhan karyawan Puskesmas Sabokingking. Mereka mengadu karena menjadi korban arogansi dan kebijakan tak masuk akal oleh atasan.

"Kami sudah mediasi (karyawan dan Kepala Puskesmas), tapi pegawai tetap menginginkan Kepala Puskesmas diganti," ujar Kepala Inspektorat Palembang, Jamiah Haryanti, Senin (12/2/2024).

Baca Juga: Pegawai Puskesmas Sabo Kingking Palembang Mengadu Tak Boleh Hamil

1. Pencopotan Kepala Puskesmas Sabokingking Palembang atas keinginan para karyawan

Pegawai Puskesmas Sabo Kingking Palembang melapor ke Inspektorat soal aturan atasan yang tidak profesional (IDN Times/Istimewa)

Keinginan karyawan meminta pergantian Kepala Puskesmas Sabokingking tidak lagi menjabat, sudah disampaikan kepada Penjabat Wali Kota (Pj Wako) Palembang, Ratu Dewa.

"Pak Dewa juga sudah tahu, dan terbaru tinggal keputusan resmi dari Pj Wako untuk memutuskan secepatnya, apakah jabatan Kepala Puskesmas Sabokingking dicopot," kata Jamiah.

Baca Juga: Pj Wako Palembang Bikin Timsus Usai Kasus Puskesmas Sabokingking

2. Berharap kasus serupa tidak terjadi lagi

Puskesmas Sabo Kingking Palembang (IDN Times/Istimewa)

Apabila pencopotan Kepala Puskesmas Sabokingking sudah pasti, dokter berinisial MG yang dilaporkan itu terancam turun jabatan dan posisinya hanya fungsional sebagai dokter biasa.

"Kami harap masalah ini tidak terjadi lagi di tempat lain. Karena kita berupaya menciptakan layanan publik yang baik ke masyarakat," timpal dia.

Berita Terkini Lainnya