Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tumpukan sampah di Kecamatan Ilir Barat II, Kelurahan 35 Ilir Lorong Kedukan Bukit Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Tumpukan sampah di Kecamatan Ilir Barat II, Kelurahan 35 Ilir Lorong Kedukan Bukit Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), melakukan penanganan banjir dengan mengangkut sampah yang ada di sungai. 

Sampah-sampah plastik yang berasal dari rumah tangga, seringkali menyumbat aliran air sungai hingga memicu banjir saat musim penghujan seperti beberapa waktu terakhir.

"Sampah yang diangkut dan dibersihkan dari sungai mencapai 4 truk sampah setiap hari. Jumlah ini baru dua dari ratusan anak sungai yang tersebar di Palembang," ujar Kepala Bidang Sumber Daya Alam PUPR Palembang, Marlina, Senin (3/1/2021).

1. Petugas rutin angkut sampah dari Sungai Sekanak dan Sungai Bendung

Ilustrasi limbah. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

Dinas PUPR Palembang bahkan menyiapkan armada khusus untuk mengangkut sampah sungai setiap hari dari Sungai Sekanak dan Sungai Bendung.

"Karena posisi dua sungai ini sebagai wajah kota, dan ini dalam satu hari dari sini saja dengan sekali rute angkut bisa sampai 4 mobil," kata dia.

2. Volume sampah di Palembang tinggi jika pengangkutan dilakukan lebih dari satu rute

Ilustrasi tumpukan sampah di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Marlina menerangkan, volume sampah itu terhitung dalam satu kali rute. Jika diangkut melebihi rute tersebut, maka volume sampah sungai di Palembang bisa menjadi lebih tinggi. Pihaknya pun berharap masyarakat bisa berperan aktif.

"Kami minta warga punya kesadaran menjaga atau paling tidak jangan membuang sampah ke sungai," tambahnya.

3. Berharap masyarakat gotong royong menjaga kebersihan lingkungan

IIustrasi sampah (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Menurut dia, program gotong royong sebaiknya dilakukan setiap minggu oleh warga. Selain menjaga lingkungan, pemerintah daerah bisa menghemat anggaran untuk membersihkan sampah perkotaan dan sampah sungai.

“Dengan dilakukan gotong royong ini, anak-anak sungai jadi bisa terselamatkan. Jika dibersihkan terus, sedimentasi dan tumbuhan liar tidak menumpuk. Jadi tidak susah dan perlu alat berat lagi," jelasnya.

4. Sampah rumah tangga mendominasi

Ilustrasi sampah plastik (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Pekerja harian lepas (PHL) PUPR Palembang, Fendi melanjutkan, volume sampah yang diangkut setiap hari umumnya berasal dari sampah rumah tangga. Seperti sampah plastik bungkus deterjen, kemasan atau botol sampo, dan jenis lainnya.

"Baik di anak sungai ataupun di kolam retensi, sampah banyak dari sampah rumah tangga. Sisanya sampah non rumah tangga yang tidak terlalu banyak seperti daun kering," tandas dia.

Editorial Team