Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Tim DLH saat mengambil sampel di sungai yang tercemar limbah dari pabrik singkong di Ogan Ilir) IDN Times/istimewa

Ogan Ilir, IDN Times - Pasca laporan pencemaran limbah di embung dan sungai warga, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ogan Ilir, didampingi Asisten II, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Camat Indralaya Utara, langsung meninjau sungai Desa Bakung.

Dari hasil pengamatan tersebut ditemukan hal-hal yang menjadi penyebab pencemaran embung dan sungai. Penceramaran limbah tersebut membuat ikan mati serta aktivitas warga desa menjadi terhambat.

1. Sekda perintahkan perusahaan setop beroperasi

(Ratusan ikan warga mati di Embung yang diduga tercemar limbah pabrik singkong di Indralaya) IDN Times/istimewa

Sekda Kabupaten Ogan Ilir (OI), Mukhsin Abdullah mengatakan, terjadi kebocoran limbah dari pabrik singkong sehingga mencemari sungai. 

"Setelah kami kunjungi perusahan tersebut, kami minta hentikan dulu sementara, jangan operasi dulu, dan yang kurang sempurna dibenahi lagi,” ungkap Sekda.

Pihaknya juga meminta perusahaan agar memperhatikan bahan kimia yang digunakan untuk menetralisir limbah yang keluar. 

‘’Sekali pun limbah bocor ke sungai tidak sampai mengakibatkan keracunan bagi ekosistem yang mengonsumsi sumber air di sungai,’’ tegasnya.

2. Dua desa terdampak pencemaran limbah

ilustrasi pencemaran udara (IDN Times/Nathan Manaloe)

Kepala DLH OI, Husni Tamrin menambahkan, Desa Bakung dan Desa Sukamulia yang saling berdekatan merasakan dampak yang sama karena pencemaran.

"DLH telah melakukan koordinasi dengan laboratorium UPTD Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumsel. Mereka saat ini tengah melakukan pengambilan sempel untuk melakukan uji laboratorium," terangnya.

3. Menunggu hasil uji sampel

(Ratusan ikan warga mati di Embung yang diduga tercemar limbah pabrik singkong di Indralaya) IDN Times/istimewa

Setelah ditemukan indikasi pencemaran lingkungan, pihaknya akan menungggu hasil uji lab dari UPTD DLH Provinsi Sumsel sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah selanjutnya.

"Dari pihak pabrik telah menutup sementara IPAL yang mengalami kebocoran. Dengan ditutupnya IPAL itu, paling tidak mengurangi pencemaran lingkungan," tutupnya.

Editorial Team