Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
dr. Iche Andriyani Liberty, M.Kes, Ahli Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Palembang, IDN Times - Ahli Epidemiologi Universitas Sriwijaya (Unsri), Iche Andriyany Liberty mengungkapkan, lambannya proses pemeriksaan membuat proses identifikasi mutasi virus B1617 menjadi cukup lama. Padahal varian COVID-19 asal India tersebut merupakan hasil pemeriksaan sampel pada Januari 2021 lalu.

"Sumatra Selatan khususnya Indonesia memang cukup terlambat mengidentifikasi mutasi virus. Setelah sebelumnya B117 asal Inggris, sekarang B1617 asal India. Ada kemungkinan virus yang telah bermutasi masuk dan berdampak pada peningkatan kasus," ungkap Iche saat dikonfirmasi IDN Times, Senin (10/5/2021).

1. Konfirmasi positif dan kematian meningkat sebagai indikasi awal

Default Image IDN

Berdasar catatan dari negara-negara yang berhasil mengidentifikasi mutasi virus, ada peningkatan kasus yang signifikan sejak varian berhasil diketahui. Sumsel contohnya, jumlah kasus semakin meningkat sejak Desember 2020. Kondisi ini menurut Iche menjadi gambaran jika mutasi telah terjadi di Bumi Sriwijaya.

"Di Sumsel gambaran kenaikan kasusnya memang karena ada mutasi, tidak hanya laporan konfirmasi positif tapi juga kematian meningkat," jelas dia.

2. Zona merah jadi indikasi perkembangan mutasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di