Palembang, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih berupaya mengurangi dampak kekeringan di wilayah gambut Sumatra Selatan (Sumsel). BNPB akan memperpanjang operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), agar menambah kapasitas air di embung-embung air atau tempat penampungan air hingga lahan gambut.
"Persiapan ini untuk memastikan wilayah rawan karhutla di Sumsel tidak mengalami kekeringan," ungkap Kepala BNPB, Suharyanto, Jumat (23/6/2023).
Suharyanto mencatat ada enam wilayah di Indonesia yang menjadi fokus dalam penanganan Karhutla 2023, yakni Sumsel, Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Dari seluruh wilayah, pihaknya mencatat titik hotspot di Sumsel telah mencapai 793 titik atau relatif sama dengan wilayah yang menjadi fokus tahun ini.
Untuk di Sumsel, ada dua wilayah dengan titik panas tertinggi lebih dari 100 tempat, yakni Musi Rawas Utara (Muratara) dan Musi Banyuasin (Muba).
"Sudah ada titik api, dan kami mencatat sudah ada 159 kali kejadian kebakaran sepanjang 2023. Artinya tidak bisa dihindari, tetapi yang penting kita bisa memadamkan," jelas dia.
Selain TMC, BNPB menyiapkan enam helikopter water boombing dan dua pesawat patroli untuk melakukan pemantauan udara. Tim darat turut diperkuat untuk memantu titik api dan pemadaman.
"Kebutuhan alat untuk darat ini secara terbatas juga sudah kami bantu, nanti secara berkembang menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan," jelas dia.
Gubernur Sumsel, Herman Deru menyebutkan, permintaan perpanjangan operasional TMC tidak hanya bagus untuk mencegah karhutla, tetapi juga mencegah kekeringan di lahan pertanian.
"Dengan indikasi hotspot kita yang sudah sekitar 700, diharapkan dapat ditangani sesegera mungkin sehingga tidak berkembang menjadi titik api (fire spot),” ujar Deru.