Kabut Asap di Palembang Mengkhawatirkan, Hasil Karhutla OI dan OKI

Kebakaran lahan OI dan OKI menyumbang asap ke Palembang

Palembang, IDN Times - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhuta) makin mengkhawatirkan. Memasuki akhir Oktober 2023, kabut asap kian kembali menyelimuti kota Palembang. Jarak pandang pun semakin terbatas dan mengganggu pengguna kendaraan.

Kepala BPBD Sumsel, Iqbal Alisyahbana menyebutkan, kabut asap dipengaruhi oleh kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang tak kunjung selesai.

"Update pada 31 Oktober jumlah sebaran hotspot sebanyak 431 titik. Terbanyak ada di OKI," ujar Iqbal, Selasa (31/10/2023).

Baca Juga: Intensitas Hujan Rendah, Palembang Diprakirakan Diselimuti Asap Lagi

1. Hujan di OKI belum merata, gambut masih terbakar

Kabut Asap di Palembang Mengkhawatirkan, Hasil Karhutla OI dan OKIIlustrasi Karhutla (Doc. BNPB)

Iqbal menerangkan, titik panas di OKI menjadi yang terbanyak di Sumsel hingga mencapai 279 titik. Sebanyak 157 titik api berada di wilayah gambut, dan 122 titik ada di lahan mineral. Kondisi ini diperparah dengan  kekeringan serta kemarau panjang di Sumsel.

"Memang sejauh ini titik api juga mengalami penurunan, hanya saja kebakaran lahan masih terjadi," jelas dia.

Iqbal menyebut berbagai upaya telah dilakukan untuk membantu tim darat dan udara dalam pemadaman, yakni mengerahkan pesawat untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) demi memancing awan hujan.

"Memang sudah turun hujan di OKI tetapi belum merata, sehingga lahan gambut yang padam hanya sebagian kecil. Kami masih terus mengupayakan pemadaman," jelas dia.

Baca Juga: Kualitas Udara di Sumsel Masih Buruk Meski Hujan, Ini Penjelasan BMKG

2. Fokus pemadaman di 2 wilayah

Kabut Asap di Palembang Mengkhawatirkan, Hasil Karhutla OI dan OKIIlustrasi penanganan karhutla (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera, Ferdian Kristianto menerangkan, kabut asap yang terjadi di Palembang merupakan kiriman dari kabupaten tetangga seperti OI dan OKI. Kedua wilayah itu masih masif terjadi karhutla.

"Dari citra satelit terlihat sumber asap dominan dari OKI," jelas dia.

Ferdian mengakui kebakaran masih terjadi di wilayah OI dan OKI. Kebakaran di OKI didominasi oleh kebakaran di wilayah Jungkal dan Pedamaran. Sedangkan di OI pihaknya berfokus pemadaman di wilayah Pulau Semambu dan Tanjung Batu.

"Sedangkan di OI, sampai dengan hari ini pemadaman dilakukan di Pulau Semambu dan Tanjung Batu," jelas dia.

3. Kualitas udara di Palembang kian memburuk

Kabut Asap di Palembang Mengkhawatirkan, Hasil Karhutla OI dan OKIDok.IDN Times/Istimewa

Ferdian menambahkan, beberapa regu tambahan dikerahkan untuk membantu Manggala Agni dalam pemadaman di Sumsel. Regu tambahan tersebut didatangkan dari Musi Banyuasin (Muba) dan Jambi.

"Kapolda menugaskan juga 50 personel di OKI. Hari ini akan bergabung juga tambahan 30 orang dari Gakkum KLHK," jelas dia.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), konsentrasi partikulat atau PM 2.5 berada di angka 186.90 Ugram/m3 pada pukul 07.00 WIB.

Kemudian pada pukul 08.00 WIB, PM 2.5 kembali melonjak di angkat 347.00Ugram/m3. Lalu pada pukul 09.00 WIB PM 2.5 sudah melebihi angka 300 Ugra/m3, sehingga kualitas udara di Palembang menjadi hitam atau pada level berbahaya.

Baca Juga: Kabut Asap Kota Padang Ternyata Kiriman dari 4 Provinsi Tetangga

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya