Waspada, Kualitas Udara di Solok Selatan Masuk Kategori Tidak Sehat 

Warga diminta kenakan masker atau kurangi aktivitas di luar

Padang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan (Pemkab Solsel), Sumatra Barat, mengeluarkan peringatan dini soal bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dari provinsi tetangga. Masyarakat direkomendasikan mengenakan masker sebagai bentuk antisipasi.

"Dampak dari karhutla semakin terasa. Wilayah Solsel kini kian berkabut," kata Kepala Dinas Perumahan, Pemukiman, Lingkungan Hidup, dan Perhubungan Solsel, Wirnoveri, Kamis (7/9/2023).

Baca Juga: Sekolah Palembang Disarankan Daring karena Kabut Asap Menebal

1. Kurangi aktivitas di luar rumah

Waspada, Kualitas Udara di Solok Selatan Masuk Kategori Tidak Sehat ilustrasi pencahayaan di rumah (pexels.com/Donald Tong)

Wirnoveri menyebut, pihaknya juga merekomendasikan agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Termasuk menutup jendela dan pintu rumah untuk mengurangi potensi masuknya udara kotor ke dalam rumah.

"Untuk kelompok sensitif juga disarankan memakai masker," ujar Wirnoveri.

Baca Juga: Gawat, 2 Ribu Bayi di Palembang Terpapar ISPA Akibat Kabut Asap

2. Kualitas udara Solsel tidak sehat

Waspada, Kualitas Udara di Solok Selatan Masuk Kategori Tidak Sehat (Ilustrasi kabut asap) ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Berdasarkan rilis data pemantauan Dinas Perumkim, LH, dan Perhubungan kemarin, indeks kualitas udara (AQI) yang menggunakan aplikasi IQAir telah menyentuh angka 164 atau kualitas udara tidak sehat.

"Meski hingga sore kemarin angka itu terus turun, namun rekomendasi untuk menggunakan masker masih dianjurkan, terutama bagi kelompok masyarakat sensitif," ujar Wirnoveri.

3. Jauh dari ambang batas

Waspada, Kualitas Udara di Solok Selatan Masuk Kategori Tidak Sehat 

Wirnoveri menambahkan, terjadi Particulate Matter 2.5 atau PM2.5 yaitu partikel udara yang berukuran kecil atau sama dengan 2.5 pm (mikrometer).

"Pada angka AQI 164, PM2.5 menunjukkan level 80,2 pm/meter kubik. Angka ini jauh di ambang batas yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," tutup Wirnoveri

Baca Juga: Kualitas Udara Memburuk, Penyakit ISPA Meningkat di Sumsel

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya