Kisah Nenek Bersaudara Lestarikan Kue Bingen Khas Palembang
Resep turun menurun yang tak luput dari zaman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Membahas budaya tidak saja soal tradisi, kuliner pun menjadi salah satu bukti warisan nenek moyang. Seperti di Palembang, ada varian kue 'bingen' atau tempo dulu yang kini masih dilestarikan.
Dibuat dengan resep khusus dan turun menurun, kue bingen di Bumi Sriwijaya berada di Kampung Kuliner, kawasan 13 Ulu. Namun tahukah kalian siapa sosok di balik pelestarian kue tersebut?
Baca Juga: Cara Membuat Gandus, Kue Khas Palembang dengan Cita Rasa Gurih
1. Pembuat kue bingen di Lorong Waspada 13 Ulu tinggal satu rumah
Mereka merupakan nyai, atau nenek dalam bahasa Palembang, dengan garis keturunan sama yang melestarikan beragam kue bingen tersebut. Bahkan sampai sekarang, kue bingen sering dipesan konsumen untuk jadi sajian khas setiap acara dan momen tertentu.
Mereka adalah Nenek Aisyah, Nenek Halimah, Nyai Khodijah, dan Cek Dan. Keempat perempuan tersebut tinggal di satu rumah yang saling. Ada yang adik kakak, hubungan ipar, dan keponakan.
"Sudah dari nyai-nyai kami resepnya, sudah puluhan tahun. Kami semua diajarkan karena ini warisan. Kue bingen itu sebenarnya banyak, tapi paling sering diminta konsumen ada lumpang, mentu, kue lapis, kue pare, kelepon, dan gandus," ujar Nenek Aisyah.
Baca Juga: 9 Kue Bingen Khas Palembang, Ada di Kawasan 13 Ulu Lho!