Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pendidikan di Palembang Butuh Sosialisasi Penerapan AI yang Bijak

Rektor Satu University Win Ce usai memfasilitasi pelatihan Edukasi AI terhadap 50 guru SMA/SMK di Grand Atyasa Palembang
Rektor Satu University Win Ce usai memfasilitasi pelatihan Edukasi AI terhadap 50 guru SMA/SMK di Grand Atyasa Palembang (kanan) dok. IDN Times/Feny Maulia Agustin
Intinya sih...
  • Pendidikan Palembang membutuhkan sosialisasi penerapan AI yang bijak
  • Win Ce berharap edukasi AI bagi guru dapat mengurangi kekeliruan informasi dan penggunaan tepat, serta memberikan informasi dan menciptakan implementasi nyata dalam penggunaan AI bagi siswa
  • Kemajuan teknologi memberi manfaat besar bagi manusia jika dimanfaatkan secara arif, namun AI tidak akan pernah menggantikan tugas manusia
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Akal imitasi atau artificial Intelligence (AI) kini makin melekat dengan keseharian. Bahkan kehadiran AI saat ini sangat membantu memudahkan pekerjaan seseorang. Namun, hal penting disoroti adalah penggunaan AI yang bijak.

"Kita komitmen membangun pendidikan Kota Palembang dengan kehadiran AI," kata Rektor Satu University, Win Ce, usai memfasilitasi pelatihan Edukasi AI terhadap 50 guru SMA/SMK di Grand Atyasa Palembang, Senin (22/9/2025).

1. Kehadiran AI mendorong kemudahan pekerjaan manusia

ilustrasi AI (unsplash.com/omilaev)
ilustrasi AI (unsplash.com/omilaev)

Melihat pemanfaatan AI yang cukup besar di Palembang, Win Ce berharap dari edukasi penerapan kecerdasan buatan kepada tenaga pendidik terutama guru sekolah menengah atas, bisa mengurangi kekeliruan informasi dan penggunaan tepat.

"Pemanfaatan AI dengan baik memudahkan guru, guru juga punya banyak waktu luang untuk keluarga dan meningkatkan kepercayaan diri. Guru harus bisa menguasai AI meski tidak menyeluruh," jelasnya.

Win Ce menerangkan, salah satu aplikasi penggunaan AI terhadap tenaga pendidik. Seperti menyiapkan bahan ajar, mengoreksi, atau membuat tugas hingga tes bagi siswa dengan waktu lebih singkat dan praktis.

Sejauh ini lanjutnya, guru sering menyiapkan bahan ajar manual di aplikasi dokumen dan harus menyusun satu per satu yang bisa menghabiskan waktu panjang.

"Contoh untuk mengoreksi nilai siswa yang juga semuanya dibuat manual. Pekerjaan itu sangat panjang dan melelahkan, sehingga dengan AI kita mendorong kemudahan," kata dia.

2. AI tetap harus dalam kontrol manusia

IMG-20250922-WA0007.jpg
Pelatihan AI di Palembang (Dok. IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Guru yang bisa memanfaatkan AI secara bijak lanjut Win Ce, harapannya bisa memberikan informasi dan menciptakan implementasi nyata dalam penggunaan AI bagi siswa ajar mereka. Sehingga kata dia, para murid pun bisa bisa belajar dan menyerap AI dengan baik bukan justru menyalahgunakan kemudahannya.

Dia menilai, sekarang lebih banyak masyarakat yang menggunakan AI hanya untuk interaksi satu arah. Padahal AI memiliki berbagai keunggulan yang bisa membantu pekerjaan rumit jadi lebih ringan.

"Namun tetap harus ada kontrol manusia juga agar hasilnya rasional dan benar," jelasnya.

3. Kemajuan teknologi seperti AI harus direspons positif

Seorang kreator konten memanfaatkan teknologi AI untuk mendukung proses kreatif, mulai dari menulis ide hingga produksi konten digital. | Sumber gambar: Ilustrasi AI (Generated via AI Image Generator, 2025)
Seorang kreator konten memanfaatkan teknologi AI untuk mendukung proses kreatif, mulai dari menulis ide hingga produksi konten digital. | Sumber gambar: Ilustrasi AI (Generated via AI Image Generator, 2025)

Sementara kata VP Product and Partnership GreatNusa Robby Susanto, kemajuan teknologi merupakan niscaya kemajuan zaman yang tidak bisa dihindari dan tidak perlu juga untuk ditakuti. Sebab lanjutnya, kemajuan teknologi memberi manfaat besar dan baik bagi manusia jika dimanfaatkan secara arif.

Kecerdasan buatan jelas Robby, adalah alat dari teknologi, namun AI sampai kapan pun tidak akan pernah menggantikan tugas manusia. Dia menegaskan, masalah sekarang yakni manusia yang tidak maju atau tak mau ikut perkembangan zaman.

"Kemajuan teknologi ini harus direspons baik agar bisa membawa perubahan lebih baik pula. Sama seperti halnya dulu belanja online, layanan ojek online yang awalnya ditolak namun kini sudah menjadi bagian hidup kita," kata dia.

Menurut Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Ekadiani Hartini, pelatihan pemanfaatan AI sangat dibutuhkan guru SMA/SMK untuk bisa memberikan bahan ajar lebih edukatif dan menarik.

"Semua membutuhkan AI, karena teman-teman guru banyak dibantu dengan AI ini. Salah satu mata pelajaran yang terkait dengan AI itu seperti TI (teknologi informatika) dan komputer," jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us

Latest Life Sumatera Selatan

See More

Pendidikan di Palembang Butuh Sosialisasi Penerapan AI yang Bijak

22 Sep 2025, 19:11 WIBLife