TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Melihat Perayaan Galungan Umat Hindu di Palembang 

Perayaan keagamaan menerapkan protokol kesehatan COVID-19

Melihat Perayaan Galungan Umat Hindu di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Suasana khidmat menyelimuti Pura Agung Sriwijaya Palembang, Rabu (14/4/2021). Tempat peribadatan bagi umat Hindu tersebut dipenuhi jemaat yang mengikuti rangkaian tradisi perayaan Galungan.

Sejak pagi sekitar pukul 09.00 WIB, puluhan umat Hindu khusyuk melaksanakan sembahyang meminta doa terbaik. Meski kondisi masih pandemik COVID-19, puluhan dari mereka tetap antusias menyambut perayaan hari besar itu.

"Kami batasi sampai 100 orang, namun memang yang datang ada 60 orang karena sekarang masih dalam kondisi pandemik," ujar Ketua Badan Penyiaran Hindu Sumatra Selatan (Sumsel), Putu Surya Adnyana.

Baca Juga: Masjid Agung Palembang Batasi Ibadah Hingga Pukul 20.30 WIB 

1. Kapasitas Pura dibatasi karena pandemik COVID-19

Melihat Perayaan Galungan Umat Hindu di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Pelaksanaan hari raya Galungan yang berlangsung di Jalan Seduduk Putih, Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Palembang, tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). Pantauan IDN Times di lokasi, sejumlah umat Hindu menjalankan ibadah dengan membuat jarak sekitar 1 meter agar tidak terjadi kerumunan.

"Biasanya kalau tidak pandemik, pura dipenuhi sekitar 200 umat," kata dia

Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, panitia pelaksanaan galungan disiplin membatasi jumlah umat yang datang untuk berdoa, dengan alasan konsisten mentaati kebijakan pemerintah.

2. Rangkaian acara Galungan dimulai dengan pembersihan Pura

Melihat Perayaan Galungan Umat Hindu di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Putu menerangkan, perayaan hari Galungan dilakukan setiap enam bulan sekali. Acara keagamaan itu dilakukan untuk memperingati Kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (Kejahatan).

Melalui Galungan, rangkaian acara dimulai dengan pembersihan Pura dilanjutkan persembahyangan (pemujaan terhadap dewa atau arwah) dan bersihmakrama (bersilaturahmi atau berkunjung) ke rumah-rumah umat lain.

"Sesaji berupa hasil alam seperti buah-buahan dan beras, sebagai bentuk rasa syukur yang diciptakan oleh Tuhan," jelasnya.

Baca Juga: Harnojoyo: PPKM Mikro Palembang Hampir Sama dengan PSBB

Berita Terkini Lainnya