1 dari 3 Milennial Tertarik Platform Pembelajaran Online
16 persen milennial mencoba setidaknya satu platform online
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Sebanyak 50 persen millennial percaya bahwa tingkat pendidikan memengaruhi keberhasilan seseorang. Sementara, sebagian besar millennial telah menyelesaikan pendidikan formal mereka lebih dari 10 tahun lalu, dan 31 persen dari millennial mengatakan mereka tertarik untuk belajar melalui lebih banyak platform online. Namun, IDN Research Institute membuktikan 16 persen dari semua millennial telah mencoba setidaknya satu platform pembelajaran online.
Ruangguru menduduki puncak daftar pembelajaran platform online di kalangan millennial. Platform ini memperoleh pertumbuhan besar setelah menjadi salah satu penyedia program Kartu Prakerja untuk orang yang menganggur, atau mengalami kesulitan mencari pekerjaan akibat krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemik.
Sebanyak 30 persen millennial percaya bahwa sistem pendidikan saat ini tidak memerlukan pertemuan tatap muka, dengan 23 persen tetap netral, dan 47 persen tidak setuju dengan pandangan tersebut. Pemandangan ini dipengaruhi oleh peran ganda millennial sebagai individu dan orangtua.
Baca Juga: Disdik Minta Sekolah Tetap Fasilitasi Daring Meski Ada PTM
Baca Juga: IMR 2022: Sulitnya Kelas Menengah Menggapai Pendidikan Tinggi
1. Millennial menghadapi dunia serba digital
Sebagai individu, millennial sedang menghadapi pangsa pasar untuk pekerjaan yang dinamis, di mana skill telah menjadi hal yang usang untuk menghadapi dunia serba otomatis dan digital.
Kekuatan generasi millennial meningkatkan keterampilan mereka agar memiliki kesempatan yang lebih baik dalam membuka peluang kerja. Saat pendidikan tinggi formal tetap tidak terjangkau bagi banyak orang, platform online menjadi alternatif pembelajaran yang dapat diakses.
Sebagai orangtua, beberapa millennial telah menanggung beban dan tanggung jawab untuk memastikan pendidikan anak mereka di tengah penutupan sekolah akibat pandemik berkepanjangan.
Hal tersebut memungkinkan mereka merasakan frustrasi, dan ketidakmampuan platform pembelajaran online dalam memberikan pendidikan yang berkualitas untuk anak-anak mereka.
Baca Juga: Pernikahan Dini di Sumsel Naik 7 Ribu Pasangan, 5 Kabupaten Tertinggi