Mengenal Tari Zapin Rodat Palembang yang Tampil di Istana Negara

Tarian ini berpadu kesenian Melayu dengan kesenian Palembang

Palembang, IDN Times - Masyarakat Sumatra Selatan (Sumsel) turut berbangga saat ratusan penari membawakan Tari Zapin Rodat, kreasi seni Rodat Zapian Palembang saat upacara penurunan bendera di Istana Negara di peringatan HUT ke-78 RI, Kamis (17/8/2023).

Tarian ini dibawakan oleh 100 penari dengan 12 pemusik sekaligus pelatih. Dengan durasi penampilan selama 5 menit, Tari Zapin Rodat berhasil memukau penonton dan membawa harum Bumi Sriwijaya di kancah nasional

Baca Juga: Kemendikbudristek Tetapkan Gandang Sarunai Warisan Budaya Tak Benda

1. Kesenian Melayu dipadu dengan kebudayaan Palembang

Mengenal Tari Zapin Rodat Palembang yang Tampil di Istana Negara(Tarian Zapin Rodat Palembang yang tampil di Istana Negara dal upacara penurunan bendera HUT RI ke-78) IDN Times/istimewa

Ketua Kominitas Seniman Tari Palembang (Kasta), Imansyah mengatakan, Sumsel menjadi 1 dari 5 provinsi yang mengisi kegiatan di Istana Negara. Kesempatan itu menjadi momen untuk mengenalkan tarian Zapian Rodat ke nasional.

"Tari Zapin Rodat adalah salah satu tari kreasi baru yang berasal dari gabungan antara kombinasi Zapin Melayu dengan Rodat Palembang. Tarian ini menggabungkan kesenian Melayu dengan kesenian Palembang, atau berpijak pada kebudayaan Palembang," ujarnya.

Baca Juga: Pemkot Palembang Usulkan Motif Songket Jadi Warisan Budaya

2. Ciptaan dosen Seni Pertunjukan Universitas PGRI Palembang

Mengenal Tari Zapin Rodat Palembang yang Tampil di Istana Negara(Tarian Zapin Rodat Palembang yang tampil di Istana Negara dal upacara penurunan bendera HUT RI ke-78) IDN Times/istimewa

Tarian Zapin Rodat diciptakan pada 2019 oleh Nurdin, dosen dari Universitas PGRI Palembang Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan Program Studi Seni Pertunjukkan. Tari Zapin Rodat merupakan tari kreasi baru yang ada Sanggar Seni Tari Tradisional Dinda Bestari Palembang.

"Tari zapin merupakan kesenian yang bernuansa Islami karena terpengaruh dari Arab dominan pada Tari Zapin," jelasnya.

3. Tari Zapin tersebar di wilayh pesisir pantai Sumatra

Mengenal Tari Zapin Rodat Palembang yang Tampil di Istana Negara(Tarian Zapin Rodat Palembang yang tampil di Istana Negara dal upacara penurunan bendera HUT RI ke-78) IDN Times/istimewa

Asal-usul tari Zapin sering dikaitkan dengan penyebaran agama Islam di pesisir-pesisir nusantara. Proses meluasnya Zapin di kawasan Melayu dimulai dari kesenian Arab yang dibawa oleh kalangan bangsawan serta pedagang muslim.

Tari Zapin dan Tari Rodat cukup berbeda. Jika Tari Zapin sebagai ciri khas Melayu, sedangkan Tari Rodat adalah ciri khas Palembang. Pimpinan sanggar Dinda Bestari menciptakan tarian baru yang diberi nama Tari Zapin Rodat. 

"Tari Zapin bukan hanya dari Palembang. Zapin juga ada di berbagai penjuru daerah pesisir sungai atau pantai yang ditinggali masyarakat Melayu, termasuk Palembang, Riau, Kepulauan Riau, dan Padang," ungkapnya.

4. Diiringi dengan salawat dan tabuhan rebana besar

Mengenal Tari Zapin Rodat Palembang yang Tampil di Istana Negara(Tarian Zapin Rodat Palembang yang tampil di Istana Negara dal upacara penurunan bendera HUT RI ke-78) IDN Times/istimewa

KemudianTari Zapin Rodat menggabungkan antara Zapin Melayu dengan Rodat Palembang sehingga terbentuk sebuah Tari Zapin Rodat. Tarian ini diiringi dengan salawat, para pemain musiknya menabuh rebana besar. Pijakannya Tari Rodat, tradisi yang digunakan untuk mengiringi Syarofal Anam.

Jika ilustrasi musik dari Rodat yang asli berisi salawat, namun dibuat lebih menarik dengan aransemen tim dari Istana Kepresidenan sehingga muncul nuansa baru dalam tari ini.

Seperti penari yang membawa Kepro atau rebana kecil, yang mengilustrasikan pemain musik pengiring tari menggunakan rebana. Termasuk juga selendang merah ataupun putih yang melambangkan nuansa kemerdekaan.

"Jumlah penari Tari Zapin Rodat sebenarnya hanya sekitar 10 orang, namun pihak Istana meminta lebih meriah dengan menampilkan penari 125-150 orang," ungkapnya.

Baca Juga: Palembang Darurat Cagar Budaya: Kota Tertua Tak Punya Perlindungan

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya