TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pembangunan KEK TAA Terkendala Amdal, Investasi ke Sumsel Terhambat

Investasi di Sumsel baru terealisasi Rp6 Triliun

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sumsel, Megaria (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) terus mengupayakan percepatan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api (TAA), meski tersandung berbagai masalah di lapangan.

Pembangunan kawasan industri strategis tersebut rencananya dibarengi dengan pembangunan pelabuhan Samudera Tanjung Carat yang akan memudahkan investasi dan pertukaran hasil bumi Sumsel ke luar negeri.

"Sejauh ini kita terkendala Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) untuk kawasan KEK. Ini yang membuat survei kita terkendala. Padahal izin lainnya sudah siap semua," ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumsel, Megaria, Jumat (31/7/2020).

Baca Juga: PT Tri Patria Bangun Proyek KEK TAA, Pemprov Sumsel Beri Syarat Ini 

1. Pemerintah pusat dorong realisasi KEK TAA

Kawasan KEK TAA (IDN Times/Kek.go.id)

Meski pembangunan KEK dalam kendala, Megaria menjelaskan, pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi terus menanyakan progres yang telah dibuat khusus menyulap 2.237 hektare (Ha) lahan di wilayah Banyuasin itu. . Mereka juga siap mendorong pemerintah daerah untuk segera merampungkan kendala yang terjadi.

"Pemerintah pusat pada prinsipnya sangat mendukung. Apapun kendalanya agar bisa ditindaklanjuti," beber dia.

 

2. Pandemik hambat investasi di Sumsel

Pexels/Karolina Grabowska

Sejalan dengan keinginan mempermudah investasi, DPMPTSP mencatat iklim investasi Sumsel masih jauh dari target tahun 2020 yang baru terealisasi sebesar Rp6 triliun, dengan target Rp26 triliun.

Megaria menilai kondisi itu diakibatkan oleh pandemik yang terjadi di seluruh negara berdampak kepada seluruh sektor. Bahkan, menghambat beberapa investasi yang seharusnya dapat dilakukan di Sumsel.

"Kenapa investasi terhambat karena, membutuhkan tenaga ahli dari luar. Karena pandemik banyak terhambat," jelas dia.

Baca Juga: Konsekuensi Pembebaskan Lahan untuk KEK TAA, Harus Cabut PP nomor 51 

Berita Terkini Lainnya