TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pesta Demokrasi 2024 Bakal Dongkrak Ekonomi Sumsel Hingga 5,7 Persen

Perbaikan indeks usaha mendorong pertumbuhan ekonomi Sumsel

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Intinya Sih...

  • Prediksi pertumbuhan ekonomi Sumsel tahun depan mencapai 4,9-5,7 persen berkat pemilu 2024 yang diyakini mendongkrak ekonomi.
  • Perbaikan indeks kemudahan usaha mendorong pertumbuhan ekonomi Sumsel meskipun faktor penahan seperti menurunnya tumpuan PDRB terjadi.
  • Kendala ekspor terjadi pada komoditas batu bara di Sumsel akibat biaya logistik tinggi dan persaingan dari negara kompetitor seperti Kolombia.

Palembang, IDN Times - Bank Indonesia Wilayah Sumatra Selatan (BI Sumsel) memprediksi pergerakan ekonomi daerah tahun depan tumbuh positif karena pesta demokrasi 2024. Pemilu diyakini mampu mendongkrak ekonomi hingga 5,7 persen.

"Proyeksi realisasi ekonomi Sumsel 2024 akan berada di rentang 4,9-5,7 persen. Pertumbuhan ekonomi makin kuat berkat dorongan pemilihan umum serentak," ujar Kepala Perwakilan BI Sumsel, Nurcahyo Heru Prasetyo, Rabu (20/12/2023).

Baca Juga: Pembangunan Makro dan Pertumbuhan Ekonomi Palembang Menurun

1. Sumsel harus siap menghadapi faktor penahan

Deputi Kepala Perwakilan BI Sumsel, Nurcahyo Heru Prasetyo (IDN Times/Dok. BI Sumsel)

Realisasi ekonomi Sumsel 2024 diprediksi tumbuh positif karena upaya pemerintah daerah untuk memperbaiki indeks kemudahan usaha atau ease of doing business.

"Meskipun pertumbuhan ekonomi masih cukup kuat, Sumsel juga harus bersiap terhadap faktor penahan yang berpotensi mengganggu perekonomian," kata dia.

Baca Juga: PTBA Klaim Tingkatkan Perekonomian Masyarakat di Area Tambang

2. Ekspor komoditi Sumsel mengalami penurunan ke negara Tirai Bambu

Ilustrasi pertumbuhan bisnis (Pexels.com/Monstera)

Faktor ekonomi Sumsel terganggu dari menurunnya tumpuan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dalam hal ini, berpengaruh terhadap beberapa komoditas unggulan meliputi batu bara, pulp and paper, dan produksi karet.

"Saat ini ekspor kita cenderung menurun lantaran kondisi negara tujuan China yang belum sepenuhnya membaik," timpalnya.

Padahal kata Heru, pangsa ekspor menuju Negeri Tirai Bambu menunjukkan angka cukup besar, yakni 39,8 persen untuk batu bara, 92,9 persen untuk pulp and paper, dan hasil karet hingga di angka 9,28 persen.

Berita Terkini Lainnya