Kuota BBM Subsidi Hampir Habis, Pertamina Disebut Gagal
Harga minyak mentah dunia turun di angka 90 dollar per barel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Pemerintah berencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi hari ini, Kamis (1/9/2022). Padahal, harga minyak mentah dunia turun di angka kurang dari 90 Dollar Amerika Serikat (AS) per barel, dari sebelumnya senilai 120 Dollar AS per barel.
Dewan Pakar DPP Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono menyebut, rencana yang akan diambil pemerintah bukan kebijakan populasi, apalagi menaikkan harga BBM non subsidi.
"Rencana pemerintah menaikkan harga BBM secara total ini tidak tepat. Sebab di lapangan, kuota BBM subsidi berkurang 25 persen. Masyarakat harus menggunakan BBM non subsidi seperti jenis Pertamax," ujar Bambang, Rabu (31/8/2022).
Baca Juga: Pertamina Sumbagsel Pastikan Kenaikan Harga BBM Tak Pengaruhi Kuota
Baca Juga: BBM Dikabarkan Naik Besok, Antrean Kendaraan Jejali SPBU Palembang
1. Pertamina gagal sediakan BBM subsidi bagi masyarakat
Menurutnya, masyarakat lebih dirugikan dengan kegagalan Pertamina yang tidak bisa menyediakan BBM subsidi jenis Premium dengan harga lebih murah dari Pertalite, sehingga membuat beban masyarakat makin bertambah.
Sebelum isu kenaikan BBM ramai, kelangkaan BBM subsidi juga sering terdengar. Belum lagi Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang menyampaikan kuota BBM bersubsidi akan habis di akhir September akibat peningkatan konsumsi BBM subsidi yang membebani APBN.
"Pemerintah saat ini seharusnya paham bahwa penggunaan BBM pada 2022 mesti ada peningkatan sebesar 50 persen dalam kurun waktu 10 tahun, sejak 2012 ke 2022. Sebab setiap tahun terjadi pertumbuhan ekonomi rata-rata lima persen," jelasnya.
Baca Juga: Pengamat Ingatkan Pemerintah Soal Efek Domino Jika Harga BBM Naik