TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Garis Kemiskinan di Sumsel Naik Akibat Laju Inflasi Tinggi

Laju inflasi Sumsel capai 2,96 persen pada Maret 2022

Kepala BPS Sumsel Zulkipli (IDN Times/Dok. BPS Sumsel)

Palembang, IDN Times - Badan Pusat Statisitik Sumatra Selatan (BPS Sumsel) mencatat garis kemiskinan meningkat hingga Rp21.818 per kapita pada Maret 2022, dari semula Rp463.251 menjadi Rp485.069 per kapita.

"Sampai dengan kondisi sekarang, inflasi Sumsel lumayan (tinggi) dan sangat memengaruhi angka garis kemiskinan yang kami hitung," ujar Kepala BPS Sumsel, Zulkipli, melalui siaran pers yang diterima IDN Times, Jumat (17/5/2022).

Baca Juga: 4.500 Rumah Kumuh di Palembang Dijanjikan Terima Bansos 

1. Inflasi dipengeruhi kenaikan harga eceran sejumlah komoditas pokok

Ilustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Standar nilai garis kemiskinan di Sumsel yang naik diakibatkan laju inflasi tinggi. Yakni tercatat mencapai 2,96 persen hingga periode Maret 2022. Hal itu dipengaruhi harga eceran sejumlah komoditas pokok meningkat sepanjang September 2021-Maret 2022. 

"Cabai merah, telur ayam ras, minyak goreng, daging sapi, dan beras, terus mengalami kenaikan. Komoditas makanan jauh lebih besar dibandingkan non makanan dalam memengaruhi tingkat garis kemiskinan," kata dia.

Baca Juga: Hore! 42 Ribu Keluarga di Palembang Terima Bantuan Rp2 Jutaan

2. Inflasi komoditas makanan mendominasi peningkatan garis kemiskinan di Sumsel

Rapat kenaikan laju inflasi di Kantor BPS Sumsel (IDN Times/Dok. BPS Sumsel)

Peningkatan standar garis kemiskinan di Sumsel didominasi dari kenaikan laju inflasi komoditas makanan di angka 74,34 persen. Sedangkan garis kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi, untuk memperoleh standar hidup berkecukupan.

"Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan," ujarnya.

Baca Juga: Pemkot Sebut 2 Program Tekan Angka Anak Kerdil di Palembang

Berita Terkini Lainnya