Kenapa Bangka Belitung Pisah dari Sumatra Selatan? Ini Alasannya

- Provinsi Bangka Belitung memiliki sejarah panjang, pernah menjadi bagian dari Provinsi Sumatra Selatan
- Pemisahan Bangka Belitung dari Sumsel didorong oleh faktor geografis dan keinginan untuk memberikan otonomi lebih besar kepada daerah
- Pemisahan ini memungkinkan pengelolaan sumber daya alam secara lebih efektif dan mandiri, serta mengembangkan potensi lokal secara maksimal
Berbicara tentang keindahan pulau-pulau dan kekayaan budaya serta alam di Indonesia, tidak lengkap rasanya bila kita belum bahas keelokan dan asrinya Provinsi Bangka Belitung. Wilayah kepulauan yang didominasi dengan luas lautan hingga 80 persen itu, bak memberikan kesan candu bagi siapa pun yang datang berwisata.
Selain dikenal sebagai provinsi penghasil produk pertambangan yang cukup besar di Sumatra, ternyata ada sejarah panjang dari Provinsi Bangka Belitung yang perlu sekali untuk kamu simak!
Apakah sebelumnya kamu sudah tahu, meskipun memiliki beragam suku, etnis, dan kebudayaan, rupanya Bangka Belitung pernah menjadi bagian dari Provinsi Sumatra Selatan lho!
Sayangnya karena beberapa alasan, Pulau Bangka yang punya pantai-pantai yang cantik ini harus melepaskan diri dari Sumsel. Untuk tahu lebih jelas, berikut ulasan IDN Times terkait alasannya, simak yuk!
1. Letak geografis jauh dari pusat pemerintahan Sumsel

Bangka Belitung terdiri dari dua pulau utama, yaitu Pulau Bangka dan Belitung, terletak jauh di bagian timur Sumatra Selatan. Secara geografis, letak Bangka Belitung yang terpisah oleh selat dari Pulau Sumatra ini menjadi keluhan masyarakat di Bangka dan Belitung. Sebab akses dari Palembang, ibu kota Sumsel, menjadi cukup sulit dan memerlukan perjalanan jauh.
Terpisahnya Bangka Belitung dari Sumsel secara fisik dianggap membuat pemerintahan dan pelayanan publik menjadi kurang efisien. Sehingga bisa kamu bayangkan, jarak tempuh yang panjang dengan menggunakan transportasi laut akan sangat melelahkan bukan?
Ya, itulah yang dirasakan masyarakat di Bangka dan Belitung pada saat itu. Kalau kamu yang tinggal di Pulau Bangka dan Pulau Belitung apakah akan mengeluhkan hal yang sama juga?
2. Desentralisasi dan otonomi daerah

Ternyata selain jarak tempuh yang panjang, pada tahun 1999 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 22 tentang Pemerintahan Daerah, yang mendorong desentralisasi dan memberikan otonomi lebih besar kepada daerah-daerah di Indonesia.
Pemisahan Bangka Belitung dari Sumatra Selatan sejalan dengan kebijakan tersebut, yang bertujuan untuk memberikan wewenang lebih kepada daerah agar dapat mengelola sumber daya dan memajukan daerahnya secara lebih efektif. Dengan menjadi provinsi yang terpisah, Bangka Belitung dapat lebih mudah merencanakan pembangunan sesuai dengan kebutuhan lokal.
3. Alasan ekonomi dan potensi kekayaan alam yang besar

Bangka Belitung memiliki potensi ekonomi yang cukup besar, terutama dalam sektor pertambangan timah. Pulau Bangka, khususnya, dikenal sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia, dan kedua terbesar di dunia.
Potensi inilah yang akhirnya mendorong keinginan untuk mengelola sumber daya alam secara lebih efektif dan mandiri. Pemisahan menjadi provinsi yang terpisah dari Sumsel dianggap dapat mempercepat pembangunan ekonomi daerah, karena lebih mudah mengakses dan mengelola sumber daya alam lokal tanpa bergantung pada ibu kota provinsi yang jauh.
4. Perbedaan ciri khas budaya dari Sumatra Selatan

Bangka Belitung memiliki ciri khas budaya dan sejarah yang berbeda dengan wilayah Sumatra Selatan. Wilayah ini dihuni oleh beragam etnis, seperti Melayu, Tionghoa, dan Bugis dengan kebudayaan yang unik. Identitas budaya yang berbeda ini mendorong keinginan untuk memiliki pemerintahan yang lebih dekat dengan masyarakat lokal.
Pemisahan ini memberikan kesempatan bagi masyarakat Bangka Belitung untuk mengembangkan kebudayaan dan tradisi mereka secara lebih mandiri. Proses pemisahan Bangka Belitung dari Sumatra Selatan juga didorong oleh dukungan dari politisi dan masyarakat lokal yang merasa bahwa pemisahan ini akan membawa manfaat lebih besar bagi daerah mereka.
Banyak tokoh masyarakat dan politisi Bangka Belitung yang menginginkan adanya pemerintahan daerah yang lebih otonom agar bisa lebih fokus mengembangkan potensi lokal. Pemisahan Bangka Belitung dari Sumatra Selatan menjadi provinsi tersendiri pada tahun 2000 bukanlah keputusan yang tiba-tiba. Proses ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk faktor geografis, ekonomi, sosial, budaya, serta upaya untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan dan pelayanan publik.
Dengan pemisahan ini, Bangka Belitung kini memiliki kesempatan untuk berkembang lebih cepat dan memanfaatkan potensi daerahnya secara maksimal. Pemisahan ini juga mencerminkan semangat desentralisasi yang semakin diperkuat oleh kebijakan pemerintah Indonesia pada masa itu.