Mengulik Sejarah Tari Tanggai dari Maestro Bunda Elly Rudy

Tari Tanggai di Sumsel lahir dari inspirasi "Rasan Tuo"

Intinya Sih...

  • Tari Tanggai lahir dari inspirasi 'Rasan Tuo' yang menunjukkan makna adat orangtua dan simbol lemah lembut.
  • Tari Tanggai bukan turunan Tari Gending Sriwijaya, melainkan tari dengan ide, makna, dan budaya Rasan Tuo.
  • Bunda Elly Rudy menciptakan Tari Tanggai untuk melestarikan tradisi dan budaya Palembang dari era modernisasi.

Palembang, IDN Times - Jari lentik nan gemulai membuat Bunda Elly Rudy terlihat anggun meski dirinya sudah tak muda lagi. Tutur kata halus dan sopan pun jadi ciri khas Maestro Tari Sumatra Selatan (Sumsel), Elly Anggraini Soewondo, seniman tari dengan panggilan akrab disapa Bunda Elly Rudy.

Perempuan kelahiran Tanjung Enim pada 77 tahun silam ini dinobatkan sebagai maestro Tari Sumsel pada 2018. Ia menjadi sosok Kartini yang melestarikan budaya asli Palembang lewat Tari Tanggai. Bunda Elly Rudy baru menerima penghargaan langsung dari Iriana, istri Presiden Jokowi pada Mei 2024.

Usia renta tak luput membuat Bunda Elly Rudy menyerah mengenalkan budaya asli Palembang. Ia kini masih aktif mengajarkan anak muda, bagaimana menari dengan hati. Apalagi Bunda Elly Rudy adalah pencipta Tari Tanggai, tarian khas Bumi Sriwijaya yang kerap ditampilkan dalam acara resmi mapun sebagai penyambutan tamu istimewa.

"Sudah 60 tahun saya berkarya menjadi seniman, seni tari karena cinta," kata dia saat bercerita dengan IDN Times di kediamannya Jalan Seruni, Bukit Lama, Palembang.

Baca Juga: Perjuangan dan Perkembangan Pelestarian Tari Tradisional Indonesia

1. Tiap gerakan tari memiliki makna dan simbol lemah lembut

Mengulik Sejarah Tari Tanggai dari Maestro Bunda Elly RudyTari Tanggai Palembang (Dokumen)

Bunda Elly Rudy bercerita, Tari Tanggai tercipta dari inspirasi 'Rasan Tuo'. Dalam bahasa Palembang, Rasan Tuo menunjukkan makna adat dari orangtua yang menonjolkan ikatan dan kesopanan serta menjadi simbol lemah lembut.

"Menari itu setiap gerakannya ada makna, dan Tari Tanggai ini istilahnya kalau orang Palembang di-'cup' atau sudah diikat," kata dia.

Banyak yang mengira disebut Tari Tanggai, karena penari menggunakan Tanggai, petikan kuku dari emas. Namun sebenarnya Tari Tanggai berbeda dengan tarian lain yang juga menggunakan Tanggai.

"Seperti di daerah lain ada Tari Kepak, pakai kuku Tanggai juga, tapi bukan Tari Tanggai. Tari Tanggai ya Tari Tanggai, gerakannya ada sendiri," timpalnya

Baca Juga: Sejarah Tari Tanggai Palembang; Upacara Persembahan Jadi Sambut Tamu

2. Tari Tanggai lahir pada tahun 1965

Mengulik Sejarah Tari Tanggai dari Maestro Bunda Elly RudyBunda Elly Rudy, Maestro Tari Sumsel pencipta Tari Tanggai Palembang (Dokumen)

Tari Tanggai lahir bukan dari turunan Tari Gending Sriwijaya, melainkan tari yang tercipta dari seni gerakan inspirasi Bunda Elly Rudy dengan ide, makna, dan budaya Rasan Tuo tersebut.

"Penamaan tari Tanggai sendiri tidak ada sebelum 1965, baru tahun 1965 muncul tari yang memakai properti Tanggai yang diberi nama Tari Tanggai," jelasnya.

Tari Tanggai lahir pada 1965 dibuktikan dengan terbitan makalah penelitian Workshop Tari Tanggai SMKN 1 Ogan Ilir, Sumatra Selatan (Sumsel) oleh Robert Budi Laksana, S.S., M. Sn. Dosen Pendidikan Seni Prodi PGSD Universitas PGRI Palembang.

3. Memprioritaskan prinsip budaya namun tetap mengikuti zaman

Mengulik Sejarah Tari Tanggai dari Maestro Bunda Elly RudyBunda Elly Rudy, Maestro Tari Sumsel pencipta Tari Tanggai (Dokumen)

Paham makna dan tahu simbol tiap gerakan tarian memiliki arti, Bunda Elly Rudy pertama kali belajar menari lewat gurunya bernama Sukaenah Rozak. Sukaenah Rozak adalah pencipta Tari Gending Sriwijaya pada 1942.

Selain karena menyukai, tujuan Bunda Elly Rudy menciptakan Tari Tanggai adalah melestarikan tradisi namjn tetap memprioritaskan prinsip budaya. Apalagi kata dia tidak banyak seniman yang bertahan untuk melestarikan tradisi.

"Contoh makna tari tanggai ini, misal saat menari tidak boleh memandang, tangan tidak boleh tinggi. Artinya supaya tidak kurang ajar, tapi seni harus ikut zaman, jadi inovasi Tari Tanggai sekarang mengikuti gerakan modernisasi dengan tetap mempertahankan prinsip budaya," jelas dia.

4. Bermakna mencari jodoh oleh orangtua di zaman 1920an

Mengulik Sejarah Tari Tanggai dari Maestro Bunda Elly RudyBunda Elly Rudy, Maestro Tari Sumsel pencipta Tari Tanggai (Dokumen)

Secara umum, pemahaman Tari Tanggai karena setiap penarinya menggunakan properti (alat) Tanggai di delapan jari (kecuali jempol), dan gerakan menari mengutamakan kelentikan jari. Namun selain itu Tari Tanggai memiliki arti tersendiri.

"Kalo buyut kami tidak menyebut tari yang memakai tanggai itu sebagai tari Tanggai, tapi tari Tepak. Namhn memasuki tahun 1920, tari yang memakai Tanggai digunakan untuk mencari jodoh oleh para orangtua di Palembang atau disebut Rasan Tuo. Bunda menciptakan tari berjudul Tari Tanggai ini terinspirasi dari adat Rasan Tuo," kata dia.

5. Tari Tanggai bukan gerakan tari pengganti Tari Gending Sriwijaya

Mengulik Sejarah Tari Tanggai dari Maestro Bunda Elly RudyBunda Elly Rudy, Maestro Tari Sumsel pencipta Tari Tanggai (Dokumen)

Sebagian orang mengetahui Tari Tanggai lahir dari turunan Tari Gending Sriwijaya, namun kata Bunda Elly Rudy, Tari Tanggai tercipta untuk mempertahnkan budaya dan tradisi supaya tidak hilang dan terkikis dari era modernisasi.

Banyak yang mengira Tari Tanggai adalah turunan dari Gending Sriwijaya, karena sedikit yang tahu jika Tari Gending Sriwijaya sempat dilarang tampil. Pada 1965 setelah terjadi pelarangan, tari sambut yang juga memakai tanggai serta membawa tepak ditampilkan untuk alasan politis, sehingga dikira tari tersebut merupakan pengganti Gending Sriwijaya dan jadi Tari Tanggai.

"Karena kondisi ini, Bunda diminta menciptakan tari yang membawa tepak dan memakai tanggai oleh Budayawan Palembang, almarhum Raden Husin Natodirajo dan Mgs Nungcik Asaari yang bertemu langsung dengan Bunda Elly Rudy di Jakarta pada tahun 1965," jelasnya.

6. Tari Tanggai Bunda Elly Rudy sudah jadi program ajar di Universitas PGRI Palembang

Mengulik Sejarah Tari Tanggai dari Maestro Bunda Elly RudyBunda Elly Rudy, Maestro Tari Sumsel pencipta Tari Tanggai (Dokumen)

Kehadiran Tari Tanggai juga berfungsi sebagai Tari Sambut untuk menghargai kedatangan tamu agung yang berkunjung ke Palembang. Tari Tanggai ini, kata Bunda Elly Rudy hadir dengan iringan lagu Enam Saudara yang hingga saat ini, pencipta Lagu Enam Saudara belum diketahui siapa.

"Hal ini juga sudah diperkuat oleh Budayawan Palembang almarhum R. Johan Hanafiah," timpal dia.

Sebagai informasi Bunda Elly Rudy menciptakan Tari Tanggai dan telah dibukukan dalam Tari Tangai karya Ibu Elly Rudy sebagai Tari Penyambutan Tamu Kehormatan, yang diterbitkan tahun 2000. Koreografer Tari Tanggai, telah berproses hampir 60 tahun.

Tari Tanggai karya Bunda Elly Rudy juga sudah menjadi bahan ajar di SMKIK tahun 1984, dan sudah menjadi bahan ajar di Universitas PGRI Prodi Seni Pertunjukan kurikulum Tari Daerah Setempat (TDS) sejak tahun 2006 sampai sekarang.

Baca Juga: Pemprov Sumsel Kenalkan Aplikasi Pembelajaran Aksara Ulu Kaganga

Topik:

Berita Terkini Lainnya