Filosofi Masjid Kubah Timah di Pangkalpinang, Unik dan Bermakna

Apabila dilihat dari atas, Masjid Kubah Timah ini berbentuk menyerupai tudung saji yang merupakan penutup makanan yang biasanya digunakan menyambut tamu. Mengutip dari pangkalpinangkota.go.id, Masjid Kubah ini berwarna abu-abu yang sedikit diberi lapisan timah di bagian dalam.

Walaupun namanya Kubah Timah, tidak semua bahannya dari timah; hanya diberi warna perak seperti warna timah. Pada bagian atas juga terlihat seperti ada lubang berbentuk ketupat, sebagai ventilasi udara ke dalam masjid agar tempat ibadah ini adem dan nyaman.

Di bagian dalam bangunan begitu luas, untuk memudahkan mengatur saf dan tidak banyak tiang. Di depan halaman masjid juga diberikan tempat duduk dan pepohonan serta ada kolam ikan juga.

Bentuk arsitektur yang unik pada masjid Kubah Timah di Pangkalpinang ternyata punya filosofi yang bermakna. Pertama, filosofi kekayaan alam, dari bentuk dan warnanya. Kubah masjid ini berbentuk menyerupai tudung saji melambangkan penutup hidangan tradisional khas Bangka Belitung. 

Sementara warna perak dan nama timah menyimbolkan kekayaan alam daerah dari hasil tambang timah. Kedua, filosofi kerukunan antar umat beragama. Masjid Agung Kubah Timah menjadi simbol kerukunan antar umat beragama di Bangka Belitung.

Ketiga, filosofi kehidupan toleransi, Masjid Agung Kubah Timah menjadi lambang kehidupan toleransi antar-etnis serta umat beragama di Bangka Belitung.

Masjid Kubah Timah ini terletak di pusat kota, tepatnya di depan Alun-alun Taman Merdeka (ATM) atau Titik Nol Kilometer, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung. Posisi ini sangat memudahkan para jemaah yang hendak salat dan wisatawan dari luar daerah untuk berkunjung dan mengabadikan momen.

Selain itu, posisi masjid ini juga mencuri perhatian karena terletak di samping Gereja Maranatha yang merupakan gereja tertua di Kota Pangkalpinang. Dengan letak yang berdampingan, ini memberikan makna masyarakat di Bangka Belitung saling tolerasi dan rukun.